Tuesday, October 28, 2008

KRITIK ITU INDAH BILA…..

Ketika masa pemerintahan pak SBY belum genap 100 hari, hampir setiap hari di media massa menulis atau mengulas tentang kinerja pemerintah, dengan nada minor! Para ahli ngomong tentang bidangnya, bahwa pemerintah dinilai gagal dengan program2nya. Bolehkah hal ini dianggap sebagai kritik?

 

Atau mungkin ketika seseorang memperoleh kepercayaan atau tanggung jawab yang lebih besar. Dalam kurun waktu yang belum lama, sudah muncul komentar tentang ketidak berhasilannya, sehingga dianggap orang tersebut tidak becus, tidak mampu atau kurang ini, kurang itu.

Bolehkah hal ini dianggap sebagai kritik?

 

Memang, bahwa setiap manusia tidak sempurna, karena banyak kekurangan yang dimilikinya. Kekurangan tersebut terkadang dipahami dan dimengerti oleh masing-masing pribadi, tetapi terkadang orang lain yang lebih tahu tentang kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya.

 

Berbagai tanggapan yang muncul bagi penerima kritik, mulai dari mengucap terima kasih atas kritik yang diterimanya, atau cuek bebek atas kritik yang ditujukan atau mungkin sumpah serapah yang keluar ketika kritik itu dirasakan menyakitkan hatinya.

 

Disisi lain kritik itu muncul oleh orang yang merasa tidak puas akan keadaan ini dan lebih dari itu ada perasaan iri atas keberhasilan orang lain, sehingga kritikan yang muncul lebih tendensius, memojokkan sehingga dapat menimbulkan opini yang negative bagi penerima kritik.

Atau mungkin adanya sifat “suka asal ngomong”, serasa mulutnya gatal kalau tidak mengkritik orang, hal ini tentunya tidak akan membawa kebaikan bagi kedua belah pihak.

 

Namun bukan suatu hal yang mustahil, munculnya suatu kritik itu dilandasi dengan rasa kasih kepada sesama, rasa sedih karena terjadinya “sesuatu” yang akan berdampak negative bagi rekan ataupun kita semua.  Dengan didorong rasa inilah, biasanya kritik itu akan sangat berguna bagi penerima maupun pengkritik, akan saling menguatkan akan saling membangun demi kebaikan semuanya.

 

Pada awalnya, ketika kritik itu disampaikan akan membuat penerima kritik kaget, sedikit terusik dan tidak nyaman. Tetapi ketika kritik itu dilandasi rasa kasih, data yang akurat dan mengarah pada hal yang positif dan disampaikan pada waktu serta tempat yang tepat, maka akan membuat nyaman bagi penerima kritik.

 

Mungkin dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami hal tersebut, baik ditempat kerja, di masyarakat maupun dikeluarga.

Kadang kita mengkritik seseorang, dilain kesempatan kita dikritik oleh orang lain. Merupakan hal yang biasa dalam berinteraksi dengan orang lain.

 

Marilah kita mulai dari diri kita sendiri, untuk memandang suatu persoalan pada sudut pandang yang benar, obyektif dan dilandasi rasa kasih sehingga ketika kita mengkritik seseorang, maka yang terucap adalah kritik yang mampu meningkatkan kebaikan bagi semua orang.

 

Sebaliknya ketika menerima kritik,  berpandangan positif saja kepada orang yang mengkritik, siapapun orangnya karena mungkin kritik tersebut memang benar dan bermanfaat bagi kebaikan kita.  Smoga!

 

 

Bandung, 12 Mei  2005

 

 

 

PURWADI SISWANA

No comments: