Tuesday, July 28, 2009

Fajar di Galilea




Begitu setianya mentari pagi selalu datang menerangi bumi.
Hangatnya mentari untuk semua makhluk di bumi,
Bersyukurlah kepada Ilahi untuk tiap pagi yang Dia beri.

Saturday, July 25, 2009

I luv u bojoku

Pas. 18 Juli 2009 yang lalu merupakan ultah pernikahan kami yang ke 19 (wis tuwo). Berhubung tanggal tersebut saya berada diluar kota, maka seminggu sebelumnya sudah ku pesan karangan bunga warna merah berikut secarik kertas puisi.

Dan pada 18 Juli 2009 istriku sms "mas tks kirimannya. i luv u"

begini sebagian isinya :

Untuk istriku tersayang

 

Ketika waktu bergulir dengan cepat dan pasti.

Sewindu serasa setahun

Setahun serasa sebulan

Sebulan serasa sehari

Sehari serasa semenit

 

Tak terasa hampir 20 tahun semenjak kita bertemu kali pertama di Kendangsari.

Masih lekat dalam ingatanku.. ketika ku jabat tanganmu dan kulirik senyum diwajahmu.

sekian saja... nggak saya tulis sampai rampung.... hehe..

yang jelas I luv u bojoku.

Friday, July 24, 2009

Surya Pagi




Sunrise di Krakatoa Resort Kalianda Lampung. suasana tenang, hening dan terasa menjadi lebih menyatu dengan surya, laut dan angin.
Tiada terang sehangat surya pagi.

B2W




Kalau orang kota, mulai menjadi trend Bike2Work, tapi saudara kita di dea memang BAIK pakai BIKE untuk kerja sehari-hari, dan ya memang itu yang ada. Jadi dengan senang dan penuh syukur karena BIKE sangat membantu kerja mereka untuk mengangkut jerami untuk makan ternak.

Thursday, July 23, 2009

Menu Makan Siang




Makan siang di restoran Palestina dekat Yeriko. Berbagai sayuran yang disajikan dalam bentuk seperti salad, roti dan sate daging kamibing yang ukuran jumbo, cukup lezat dan mengenyangkan.

Piramid




Peninggalan sejarah di Mesir yang masih kokoh berdiri dari masa lalu.

Tuesday, July 21, 2009

Dead Sea




Kandungan garam yang sangat tinggi di laut mati, mengakibatkan orang akan terapung meskipun tidak bisa berenang. Cuaca sangat panas dan air laut terasa sangat asin dan berwarna agak keruh abu2. Menjadi tempat kunjungan wisata dan sarana yang ada sangat memadai.

Perjalanan panjang ke Sinai




Sepanjang perjalanan dari Taba border, terlihat sebelah kiri jalan laut merah adn sebelah kanan jalan gunung batu dan padang pasir. Setelah belok menuju ke St. Chaterine kiri kanan jalan hanya gunung batu dan padang pasir yang tandus. Cuaca sangat panas sekitar 45 derajat Celcius dan hampir tidak ada kehidupan. Jadi bersyukurlah kalau di Indonesia, kita merasakan panasnya kemarau karena akan datang musim hujan. Di daerah ini tidak ada musim hujan, karena hujan turun dalam hitungan jari ada yang 8 kali setahun.

Saturday, July 11, 2009

Bunga Tanaman Liar




Sebegitu indahnya Sang Pencipta menghiasi bunga tanaman liar, terlebih lagi manusia sebagai ciptaanNya yang sempurna. Bersyukurlah atas segala pemberianNya.

Thursday, July 09, 2009

Bukan Menari tapi mencari rejeki




Berbagai cara seorang penjual untuk menarik pembeli, penjual geleumbung busa sabun ini, dari kejauhan kelihatan sedang menari, tetapi sebenarnya sedang menarik pembeli. Anak kecil akan senang ketika melihat gelembung busa yang banyak sedang diterbangkan angin, dan dengan seolah menari, gelembung busa terjadi banyak beterbangan.

GULALI permen JADUL




Semasa kecil, makanan kecil ini sejenis permen yang dibuat dari gula yang dilelehkan, dan bisa dibentuk menjadi berbagai jenis permen sesuai cetakan yang di ingini oleh pembeli. Untuk memperoleh bentuk sesuai cetakan, penjual akan meniup gulali sehingga berkembang sesuai cetakannya.
Penjual gulali saat ini sudah sangat jarang ditemui, dan saya beruntung ketika main ke pantai santolo ada penjual gulali yang sedang dikelilingai anak2 kecil.

Wednesday, July 08, 2009

Mesin Tua




Bagi penikmat kopi, sudah tidak asing lagi dengan pabrik kopi Aroma, yang terletak di Jl Banceu Bandung. Perangkat tua untuk pembuat bubuk kopi masih tetap dipelihara, meskipun tidak dipakai untuk produksi.

Tua Masih Berkarya




Meskipun sudah senja, namun tetap berkarya agar tidak membenani yang muda.

Monday, July 06, 2009

Soto Cak Tohir

Rating:★★★★
Category:Other
Salah satu alternatif sarapan pagi di Bandung, cobalah nikmati sarapan pagi di Soto Cak Tohir. Tempatnya pas pinggir jalan dari terminal angkot stasiun Bandung menuju perempatan pasar baru, kira2 100 meter dari terminal angkot, dengan ciri tutup tenda warna biru dan tetlulis soto ayam madura cak Tohir.

Waktu yang tepat untuk menikmati soto dan masih komplit sekitar 07.30 s/d 08.00. Setelah selesai jalan kaki dari gasibu atau dari padjajaran, segeralah menuju ke soto Tohir untuk sarapan pagi, biasanya sudah banyak yang datang mengantri. Jika hari Sabtu atau Minggu, biasanya saya sering ketemu rekans sekantor yang sudah duduk didalam sedang menikmati semangkuk soto ayam.
Apabila Lewat waktu tersebut, kita tidak bisa menikmati soto ayam madura ini dengan pilihan “komplit” karena beberapa pelanggan memang cukup fanatik untuk menikmati soto ayam komplit, karena masih bisa minta menu sesuai pilihan (yen..., kebagian). Di sini berlaku siapa cepat dia dapat.

Jika lewat waktu makan siang, bisa-bisa tidak kebagian karena biasanya soto sudah habis sekitar jam 12.30.

Untuk sebagian pelanggan (termasuk rekans sekantor) cak Tohir and his gang sudah hafal menu pilihan sesuai selera antara lain :
• Soto daging ayam + kulit
• Soto daging ayam + swiwi (sayap, merupakan bagian daging yang paling empuk)
• Soto daging ayam + brutu + telur
• Soto daging ayam + brutu + (ndas, gulu + ceker yang disajikan di mangkuk terpisah) paling asyik dua tangan aktif semua.

Daging ayam kampung sudah di masak bumbu kuning dan terlihat kesat tidak berlemak (ciri khas ayam kampung), dan sesuai dengan permintaan pembeli, maka staf cak tohir agar segera meracik soto ayam, mulai dari nasi (sesuai permintaan), diatasnya ditambah irisan kol, kemudian bihun.

Baru kemudian, irisan titpis2 daging ayam langsung ditaburkan diatasnya, dan apabila kita meminta tambahan, misal brutu maka dengan cekatan rongkongan brutu beralih ke tangah dan pisau yang tajam segera memilah antara tulang dengan daging brutu yang kuning mringin, dan ditambahkan diatas taburan daging ayam.
Diatasnya ditambahkan garam halus, penyedap rasa (bila mau), bubuk koya, kemudian taburan irisan daun seledri, terakhir bawang merah goreng , kecap manis dan penyeimbang rasa sekaligus penghilang bau daging adalah peresan jeruk nipis.

Kemudian, kuah kuning soto dituangkan diatas mangkok yang sudah terisi racikan, serta sesendok sambal merah akan membuat pembeli untuk segera menikmatinya.
Untuk memperoleh ”rasa” yang pas, aduklah perlahan agar kuah menyatu dengan nasiputih juga potongan daging ayam yang empuk.
Ketika sesendok kuah beserta irisan daging ayam, mulai masuk dalam olah rasa lidah, terasa nendangnya perpaduan rasa gurih kuah soto dan empuknya daging ayam (apalagi yang pakai brutu) dan sedikit rasa pedas.
Selanjutnya terserah anda, kalau masih kuat bisa nambah, atau bisa juga dibekal bawa pulang dengan minta ”kuah dipisah”.

Dijamin setelah menghabiskan semangkuk soto ayam madura ini, kenyang, puas karena rasa dan pasti akan berkeringat (maklum nggak ada AC karena di pinggir jalan raya) akhirnya pasti ingin kembali mencicipinya.

Untuk rasa, kalau dalam skala 10, saya berani pasang angka 8 - 9 karena memang benar-benar enak.... mak klenyer.

Friday, July 03, 2009

Sun Rise Candi Ratu Boko




Lokasi ini terletak dekat dengan Prambanan, tetapi lokasinya berada di atas bukit, dan kendaraan bisa parkir sampai ke atas bukit jika melalui jalan melingkar.
Saat sun set, banyak pengunjung yang datang untuk menikmati sun set dari beranda cafe.
Kali ini saya coba datang waktu fajar, dan sun rise dinikmati dari pendopo candi disebelah timur.

Thursday, July 02, 2009

Sea Food Pantai Jatimalang

Rating:★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Asian
Location:Jatimalang - Purworejo
Minggu 28 Juni 2009, perjalanan pulang dari Yogyakarta ke Bandung, terpaksa harus mampir dulu ke Godean nganter dulu ke DOWA (tas khusus untuk wanita, juga bermacam handycraft) sesuai permintaan istri dan si bungsu.
Ternyata ada untungnya, karena berangkat dari godean sudah hampir jam 10.00 pagi dan perkiraan saya sampai di Pantai Jatimalang sekitar jam 11.30 lihat pantai sebentar terus makan sea food di Warung makan Pak Sunardi.

Sengaja kam mengambil rute lintas selatan pantai Jawa Tengah, karena anak2 minta untuk makan siang di Pantai Jatimalang. Perjalanan relatif dari Godean dilanjutkan ke Wates langsung menuju pantai selatan Jawa Tengah. Terasa betapa nyaman ketika melintasi jalan yang halus hotmix, dan di kanan kiri jalan terdapat saluran air yang cukup jernih dan pemandangaan hijau sawah.
Tak terasa perjalan sudah masuk daerah Purworejo, dan jalur selatan di kabupaten Purwarejo ini ada yang lebar sebanyak 4 jalur (dua arah) kualitasnya seperti jalan tol, dan lurus sepanjang hampir 4 kilometer, serta masih dikerjakan perpanjangan lagi.

Sampai diujung jalan ini, terlihat papan penunjuk Pantai jatimalang, anak2 terlihat begitu senang, karena selama ini belum pernah menikmati sea food Jatimalang dan penasaran hanya cerita saja dari saya.

Rumah makan ini letaknya hanya beberapa meter saja dari gardu pungutan restribusi masuk area wisata. Jadi sangat mudah untuk ditemukan karena merupakan rumah makan pertama sebelum masuk pantai Jatiwangi.

Kali ini kami memesarn 2 porsi uang asam manis, 2 porsi kepiting saus tiram, ikan bawal putih goreng dan bakar dan tak lupa cumi goreng tepung. Udang bakar tidak jadi kami pesan karena stok udang galah lagi kosong. Untuk minuman dipesan 2 kelapa muda (masih baru karena langsung dipetik dari kebun) es jeruk dan teh panas.

Sembari menunggu proses masak, kami sekeluarga langsung menuju ke pantai untuk melihat sepintas bagaimana kondisi pantainya. Ternyata hampir sama dengan kondisi pantai selatan pulau jawa tengah, sebagian besar tidak boleh untuk berenang. Dari pada berpanas ria, maka segera kami kembali ke warung makan.
Masakan belum selesai dan kami harus menunggu beberapa waktu, sambil menikmati minuman yang telah disediakan.

Pesanan akhirnya datang juga dan disajikan secara bersamaan, mulai dari kepiting kemudian udang, ikan dan terakhir cumi goreng tepung.
Anak-anak langsung menyerbu hidangan yang tersedia, dan saya sangat senang ketika anak-anak makan dengan lahapnya. Bahkan sampai tambah nasi dua kali.

Untuk rasa, menurut ukuran saya pada kisaran angka 7 – 8 dari skala 10, udang asam manis terasa kesegaran udangnya, dan gurihnya saus asam manis, serta rasa jahe yang cukup nendang. Taburan potongan hijau daun bawang sangat kontras dengan kulit udang yang berwarna merah, sangat menggugah selera makan.

Kepiting satu porsi berisi dua ekor dan tampilannya cukup menarik, saus tiramnya terlihat coklat dan kontras dibandingkan dengan kepitingnya. Saus tiramnya saya coba dipadu dengan sesuap nasi putih terasa gurih, sedikit pedas tapi pas dengan ukuran saya. Daging kepiting juga terasa masih segar dan manis, dan ketika dioleskan ke saus terjadi perpaduan yang nikmat.

Ikan bawal putih goreng terasa krispi karena digoreng dalam bentuk potongan kecil-kecil sehingga tampilannya menjadi kuning menarik, gigitan pertama terasa gurih dan renyah. Ikan bawal goreng tampilannya kurang menarik karena terkesan gosong, namun dibalik kulit ikan yang gosong terlihat putih daging ikan dan rasanya enak ketika dicocol dengan sambel kecapnya.
Cumi goreng tepung disajikan dalam irisan yang kecil-kecil dan nikmat kalau dimakan hanya dengan nasi putih saja.

Rasanya tidak sia-sia kami mengajak makan siang bersama anak-anak untuk makan di Warung pak Sunardi di pantai Jatimalang, karena semua hidangan ludes habis (kecuali kulit udang dan kulit kepiting serta duri ikan yang tersisa).
Dan yang lebih puas lagi ketika total kerusakan untuk berlima sekitar Rp 200 ribu.

Cobalah nikmati rute jalur linta selatan Pantai Jawa Tengah, betapa nikmatnya mengendari mobil tanpa kuatir akan diserempet bus atau truk, juga tidak terganggu oleh banyaknya sepeda dan sepeda motor, juga masih dapat pemandangan yang indah dan bonus sea food yang enak dengan harga yang murah.

Pantai Jatimalan - Purworejo

Wednesday, July 01, 2009

Nasi Liwet Bu Wongso Lemu

Rating:★★★★
Category:Restaurants
Cuisine: Asian
Location:Keprabon Kulon Solo
Sabtu sore 27 Juni 2009, kami sekeluarga meluncur ke Solo untuk silaturahmi dengan “papi” (ayah dari teman yang sudah seperti orang tua kami).
Sudah menjadi kebiasaan, setiap kali kami melakukan perjalanan sikecil selalu Tanya “kita makan malam dimana”. Mengingat waktu yang terbatas karena kami berencana menginap di Jogyakarta, maka pilihan makan malam tentunya harus sejalur dengan jalan yang akan dilewati sebelum ke rumah papi. Pilhan makan malam dengan menu nasi liwet mendapat persetujuan semua.

Ketika masuk ke Jalan Slamet Riyadi, waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 rasanya waktu yang tepat untuk makan malam, dan kami langsung menuju ke Jalan Keprabon Kulon yang terdapat banyak penjual nasi liwet di lokasi tersebut.
Pilihan kami langsung ke Nasi Liwet Bu Wongso Lemu. Langsung kami berlima memesan Nasi Liwet komplit, minuman Es teh manis dan teh panas manis. Sambil menunggu pesanan, mata mulai menyasar sekeliling tempat duduk lesehan. Terlihat ada kerupuk rambak, kerupuk gendar/ puli kerupuk aci juga ceker goreng, sebagai pelengkap makan nasi liwet.
Akhirnya pesanan datang, nasi liwet disajikan dalam daun pincuk, dan mulai rasa penasaran muncul karena sudah lama tidak mampir ke tempat ini. Untuk ukuran makan malam rasanya pas bagi yang selera makannya biasa saja, tetapi untuk yang doyan makan, 1 porsi terasa nangung.

Dalam daun telah disajikan nasi liwet terlihat putih dan lembut sementara diujung pincukan sudah tertutup kuah agak merah dari sayur labu siam karena bumbu cabe, ada potongan tahu, suwiran daging ayam, ati ampela, paha ayam kampung, telur dan sedikit taburan bawang merah. Benar-benar menggugah selera makan malam.
Meskipun sudah kepingin mulai makan, saya tahan sebentar untuk menggambil gambar agar review makanan ini jadi komplit.

Saya mulai menyendok nasi liwet yang sudah tercampur dengan kuah sayur labu siam, nasi liwetnya terasa sedikit gurih dampak dari santan, dan kuah sayur yang sedikit pedas menjadi perpaduan yang pas. Kemudian suwiran daging ayam kampung saya nikmati, terasa dagingnya empuk dan kesat (kenyal dan tidak berlemak) bumbu meresap sampai kedalam daging dan aroma rempah juga terasa sehingga menambah selera makan.
Suapan berikutnya, beralih nasi liwet beserta telur ayam, dan sayur labu siam, terasa lembutnya potongan kecil labu siam menjadi satu dengan nasi liwet ada sedikit rasa pedas, namun masih terasa nikmat dilidah saya. (Bagi penggemas pedas, sudah disediakan cabe rawit di meja)
Terasa masih ada yang kurang, yaitu kerupuk sebagai pelengkap makan nasi liwet, dan saya coba untuk menikmati krupuk rambak sembari menikmati suapan-suapan nasi liwet plus krupuk rambak, Ya, ternyata memang pas sekali perpaduan nasi liwet daging ayam dan krupuk rambak yang gurih.
Irama tangan menjadi lebih cepat dalam menikmati sepincuk nasi liwet, dan tak terasa semua yang tersaji didalamnya habis ludes.

Makan malam menjadi terasa lebih nikmat, karena ditemani alunan siter dan tabuhan kendang yang melantunkan tembang-tembang jawa oleh ibu-ibu dan seorang bapak yang telah lanjut usia. Benar-benar terasa suasana solo diwaktu malam menjadi lengkap sembari menikmati teh manis dan rasa kenyang .

Saya lihat pasukan sudah menghabiskan sepincuk nasi liwet, dan rekan kami bahkan nambah karena ukuran porsi yang nanggung dan memang nasi liwetnya memang enak tenan.

Apabila rekans kebetulan singgah ke Solo, cobalah untuk singgah di Keprabon Kulon untuk menikmati sajian nasi liwet yang enak tak terkira.