Wednesday, January 26, 2011

Dago Car Free Day




Setiap hari Minggu, sepanjang jalan Dago mulai dari perempatan Cikapayang s/d Simpang Dago, bebas kendaraan bermotor.
Ternyata pengunjung sangat banyak, baik yang membawa sepeda (karena jalan penuh terpaksa di tuntun) maupun yang ingin joging akhirnya hanya jalan kaki saja.
Yang menarik adalah memperhatikan perilaku banyak orang dikeramaian...,
saya coba kendit .......selamat menikmati

Monday, January 24, 2011

DIbawah Ranting Dedaunan




BONBIN




Sejenak melepas rutinitas, setelah nganter istri kegiatan rutin...., dari pada nungguin lebih baik nyari obyek jepretan di Bonbin....,
iseng belajar ambil gambar satwa di bonbin.

Monday, January 10, 2011

Curug MALELA




Letak obyek wisata curug Malela berada di Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Kecamatan Rongga.
Jarak dari bandung ke Gunung halu sekitar 60 Km, dengan alternatif rute yang nyaman melalui tol Purbaleunyi, keluar gerbang Padalarang. Ambil jalur kekiri menuju ke Cimareme, akan ketemu pertigaan menuju ke Cililin.
Ambil jalur ke Cililin hingga ke Gunung Halu, kondisi jalan relative bagus dan sebagian sudah di cor beton.
Meskipun jarak dekat namun perjalanan dari Bandung ke Gunung Halu sekitar 3 jam perjalanan karena melalui beberapa pasar yang membuat jalan menjadi macet.
Setelah sampai di Gunung Halu, perjalanan dilanjutkan hinggal ketemu pertigaan, lurus ke CIwidey, kekanan ke Buni Jaya kecamatan Rongga.

Sebenarnya ada juga angkutan kota dari Ciroyom ke Buni Jaya, namun perjalanan akan memakan waktu lebih dari 3 jam.

Sampai ke BuniJaya ambil arah ke kanan menuju perkebunan the Montaya, kita akan menikmati perkebunan the dan pohon2 mahoni yang besar2 sepanjang jalan. Sekitar 4 Kilo meter perjalanan masih bisa dilalui kendaraan roda 4 asal garden cukup tinggi.

Setelah mencapai ujung perekebunan teh, kondisi jalan rusak, dan tidak beraspal, jika hujan berlumpur, biasanya dipertigaan sudah banyak tukang ojek yang mencegat pengendara mobil untuk meinggalkan mobil di daerah tsb diganti ojeg.

Kami abaikan saja permintaan tukang ojeg, dan dengan perjalanan off road akhirnya bisa mencapai desa terdekat, mobil bisa diparkir di dekat sekolah SD. Dari sini berganti dengan ojeg menuju curug Malela, tarif PP Rp. 25.000,-
Namun apabila kita menggunakan jeep 4x4, masih bisa melalui kondisi jalan yang parah, hingga mencapai jalur setapak yang sedang di pasang beton untuk jalur pengunjung.

Terlihat banyak pekerja yang sedang menyiapkan prasarana tempat wisata, mulai dari tempat istirahat, kamar mandi juga tempat jaga.
Dari tempat ini terlihat dikejauhan curug Malela yang gemuruhnya terdengar jelas meskipun jaraknya lebih dari 1 Km.

Perjalanan dilanjutkan melalui jalan setapak dan turunan tajam, namun pemandangan benar-benar indah.
Turun dengan tertatih-tatih melewati jalur setapak dan akhirnya ada ruang terbuka yang sudah disiapkan bangunan untuk istirahat bagi pengunjung. Kita bisa menikmati indahnya curug dari kejauhan warna putih diantara hijau lereng pegunungan.

Wis.... dengan napas ter-engah-engah (karena SETULEGI), saya mencoba untuk terus turun dan akhirnya sampai di tepi curug...., rasanya sangat sesuai dengan perjuangan menuruni bukit ke lembah curug Malela.

Benar-benar curug yang besar dan tinggi, dibandingkan dengan beberapa curug yang pernah saya kunjungi. Curug ini masih sangat natural, belum ada fasilitas untuk para pengunjung, tidak ada tempat bilas, ataupun kamar kecil.

Bebatuan yang besar-besar dan curah air yang turun dari curug membuat kita terasa kecil dibandingkan curug ini.
Silahkan untuk dinikmati.

Terima kasih Tuhan untuk kesempatan menikmati keindahan alamMu.

Bandung, 8 Januari 2010


nb : curug Malela mulai ramai dikunjungi wisatawan semenjak bpk Wagub Jabar Dede Yusuf mengunjungi tempat ini tahun lalu.

Sunday, January 09, 2011

Surabaya




Jejak yang tertinggal pada saat liburan akhir tahun 2010.
Napak tilas di Surabaya, menyusuri jalan2 dan menemukan kembali tempat dimana kami bertemu pertama kali.
Mengajak anak2 mengunjungi museum kapal selam

Thursday, January 06, 2011

Pantai Sraung, Pasir Putih




Selepas makan siang di Pantai Teleng Ria, perjalanan dilanjutkan menuju Pantai Sraung, TPI dan Pantai Pasir Putih.
Jalur menuju lokasi, cukup nyaman, aspal hotmix halus hanya agak sempit, namun penunjuk lokasi minim sekali.
Kami sempat bertanya beberapa kali.
Ketika sampai di gardu jaga, kami sangat penasaran dengan suara deburan ombak yang cukup keras.
Pantai Sraung cukup panjang dan ada 3 lokasi dengan kondisi yang berbeda, yang pertama dekat dengan pintu masuk, banyak terlihat peselancar yang menikmati ombak besar pantai ini, lokasi kedua... pasir putihnya memanjang namun terlihat warna air lautnya langsung biru pertanda cukup dalam, dan yang ketiga.... deburan ombaknya cukup besar, sama sekali tidak ada yang bermain air dilokasi ini.

Dari pantai Sraung menuju TPI dan Pasir Putih kami harus mengambil rute balik hingga pertigaan, dan berbelok kearah barat.
Kembali kami harus bertanya kepada beberapa orang karena minimnya petunjuk jalan.
Kita akan menjumpai TPI sebelum ke Pasir Putih, nampak sekali kebanyakan perahu "tertulis MINA CIAMIS". Tidak salah duga karena nelayan jawabarat lebih piawai dan sekaligus menjadi penggerak di pantai selatan pulau jawa.

Tidak jauh dari TPI kami mengunjungi Pantai Pasir Putih yang memanjang....,
meskipun mendung, kami coba untuk menikmati sejenak keindahan pantai ini.

Maksud hati akan melanjutkan perjalanan ke pantai Klayar..., mengambil jalan pinggir pantai, namun lama kelamaan jalan menjadi sempit, aspal mulai mengelupas, lama kelamaan sepi tidak ada perkampungan, jalan rusak parah...,
akhirnya balik kanan.. tidak jadi melanjutkan ke Pantai Klayar.

Silahkan untuk dinikmati


Aman dibawah sayap




Bagi anak ayam yang masih kecil, tempat paling nyaman dan aman adalah ketika berada dibawah sayap induknya.
Demikian pula kita sebagai manusia, akan nyaman, aman dan damai kalau berlindung dibawah Tangan KasihNya.

Pantai Teleng Ria - Pacitan




Siang hari sekitar pk.10.30 sudah sampai di Pantai Teleng Ria Pacitan, langsung buru-buru menuju pantai, main air.
Suasana cukup ramai, meskipun mendung menggantung di atas Pacitan.
Selesai main air, kami langsung menuju warung makan yang berada tepat di depan pantai untuk makan siang.

Silahkan untuk dinikmati

Sungai di Pacitan




Perjalanan dari Ponorogo ke Pacitan cukup mengasyikan karena harus mendaki bukit dan turun ke lembah serta mengikuti aliran sungai yang bermuara di Pacitan.
Air berwarna coklat keruh karena kondisi hulu yang sudah tidak terjaga hutannya,
Banyak jembatan beton yang rubuh diganti dengan jembatan gantung...maksimal jumlah orang yang melintas hanya 10 orang dalam waktu yang sama.
Dibeberapa bagian sungai terdapat batu2 besar sepanjang sungai.

Silahkan untuk dinikmati

Candi Penataran




Sehabis mengunjungi makam Bung Karno, langsung menuju candi Penataran yang letaknya tidak begitu jauh.
Rasa penasaran terlunasi ketika masuk kawasan candi yang cukup rapi.
Ada yang menarik, ketika akan mengambil gambar di candi utama, ternyata ada pengunjung yang sedang melakukan ritual.
Diujung belakang komplek candi terdapat mata air yang tidak pernah kering dan terlihat sangat jernih.
Silahkan untuk dinikmati.

Wednesday, January 05, 2011

Jejak Sang Proklamator




Melanjutkan liburan akhir tahu dari Surabaya - Porong - Malang - Blitar, sesuai permintaan anak & istri....
Di Malang hanya dua tujuan, satu ke toko Oen, icip2 es cream dan ke RM Gloria makan siang (cui mie, nasgor kepiting) belakang Kantor Kabupaten.
Blitar dengan tujuan Istana Gebang dan Makam Sang Proklamator Soekarno, dilajutkan ke Candi Penataran.

Berikut beberapa gambar rumah Bung Karno, Gedung perpustakaan dan Makam Bung Karno.

Masih ada semburan




Semburan lumpur porong masih berlanjut, entah kapan berhenti.
Penderitaan korban lumpur masih berlanjut, entah kapan berlalu

Monday, January 03, 2011

Kenjeran jilid 2




Tahun lalu ketika ke Pantai Kenjeran Surabaya, air pasang dan matahari ada disebelah utara. Kali ini air surut dan matahari ada disebelah selatan.

Ternyata saya datang sudah kesiangan, matahari sudah cukup tinggi, dan banyak juga rombongan yang lagi hunting disini, beserta beberapa model yang menyertai.

Kesulitan akses masuk lokasi taman ria Pantai Kenjeran rasanya tidak seberapa dibandingaan suasana sepi dan indahnya pagi di pantai Kenjeran.

Silahkan untuk dinikmati, juga sarannya... saya terima dengan hati terbuka.

Madura




Banyak orang merasa penasaran ketika jembatan SURAMADU sudah diresmikan, hingga saat ini jembatan SURAMADU menjadi ikon dan sebagai tempat tujuan wisata.
Namun demikian, masih banyak para wisatawan yang hanya menyeberang jembatan SURAMADU dan singgah sebentar di ujung jembatan Madura kemudian kembali lagi ke Surabaya.

Kali ini kami sekeluarga sengaja, mengunjungi Madura mulai dari Jembatan SURAMADU terus menyusuri jalur selatan Madura hingga sampai ke Sumenep.
Ternyata banyak pemandangan indah, juga obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi, antara lain pantai, api abadi di Pamekasan, Masjid Kuno, Musium dan keraton Sumenep.

Sebagian dari foto yang sempat kami singgahi..., silahkan dinikmati.