Saturday, July 23, 2011

Puncak Darajat




Banyak wisatawan yang berkunjung ke Garut langsung menuju tempat favorit seperti Cipanas, Kampung Sampireun dan sekitarnya.
Ternyata kali ini saya beruntung banget... mengikuti petunjuk menuju kawah Darajat.... jarak sekitar 22 Km dari kota Garut.
Jalan menuju lokasi sangat bagus.. hotmix mulus..
Puncak Darajat memberikan fasilitas kolam air panas, dan penginapan serasa dinegeri atas awan.

Satu hal yang menjadi saya ingin kembali kesini..., membayangkan keindahan Sunrise....
Jika Tuhan mengijinkan.... saya akan hunting Sunrise ditempat ini, karena diujung terlihat gunung Cikuray dan lembah hijau sekitar Garut.
Selesai hunting... terus berendam dalam kolam air hangat...
enak tenan.

Kopi Luwak Papandayan

Rating:
Category:Other
Mungkin keberuntungan bagi saya, ketika pulang dari pangandaran setelah menyusuri pantai selatan, saya ambil jalur pulang lewat Tasik - Garut.
Sambil melepas lelah, kami menikmati makan malam di warung makan sekitar Kadungora... dan ada minuman kopi Luwak.
langsung saya coba dan ternyata.... enak tenan...
Sabtu ini bersama istri dan qinan muter2 Garut... pulangnya bawa kopi luwak.
Lumayan punya persediaan 3 pak, cukup untuk kami nikmati sekeluarga.
Mau?

Friday, July 15, 2011

Wana Wisata Karang Nini




Letak wana wisata ini sekitar 6 km menjelang Pangandaran, menuju ke lokasi wana wisata Karang Nini, kita akan melewati jalan beraspal (baru diperbaiki sekitar 1 bulan) yang membelah perkebunan jati milik perhutani.

Dilokasi ini tersesia penginapan sementara hanya tersedia 3 rumah masing2 dengan 2 kamar tidur. Tarif permalam Rp. 275 ribu.
Suasana di penginapan sangat cocok bagi rekans yang ingin menikmati kesunyian, yang hanya mendengarkan kicauan burung, debur ombak dan angin yang menggerakkan dedaunan.
Pemandangan dari depan penginapan sangat indah, berhadapan langsung dengan laut selatan. Juga terdapat akses jalan setapak menuju pantai berkarang yang banyak terdapat ikan2 hias.

Tidak jauh dari penginapan terdapat area parkir yang cukup besar, dan pengunjung bebas untuk menikmati keindahan alam juga semacam bukit yang menjorok ke laut.
Pemandangan sangat indah dan mengaggumkan, kesebalh timur dikejauhan telihat horizon pulau Nusakambangan, kebarata tanjung pangandanaran.
Tempat ini sangat cocok bagi rekans yang ingin mengabadikan sunrise dan sunset.
Dibawah bukit, terdapat jalan kecil menuju pantai timur, yang terlihat indah dan seolah tak belum terjamah... karena tidak ada bekas tapak kaki ketika kami turun kepantai.

Karang yang cukup besar sangat kontras dengan biru langit juga biru laut.
Disis barat jalan setapak lebih baik kondisinya dan kita bisa melihat sisi lain dari Karang dan hamparan pasir luas... dan landai

Istirahat dibawah pepohonan sambil memandang kearah laut lepas, membuat kita menjadi lebih dekat dengan Sang Pencipta, betapa agung dan indah ciptaannya,

Silahkan untuk dinikmati.

Jika ingin minta informasi lebih lanjut, silahkan hubungi bpk Asep Sukmaya
tlp. 085291096606 Wana Wisata Karang Nini

Pantai Batu Hiu




Pantai Batu Karas




Banyak pengunjung pantai yang hanya menikmati pantai Pangandaran, Pantai Batu karas ini terletak dekat dengan Green Canyon, tinggal mengikuti jalur jalan raya dari tempat parkir green canyon hingga sampai jembatan langsung belok kiri.
Mengikuti jalan pinggir sungai akan langsung menuju ke pantai Batu Karas.

pantai ini cukup landai dan banyak pepohonan sehingga buat pengunjung yang tidak berengan bisa menikmati keteduhan dibawah pohon.

Ada beberapa fasilitas permainan seperti selancar juga banana boat.

Karang-karang sekitar pantai juga indah untuk dinikmati,

Silahkan

Jembatan Gantung




Menyusuri arus kearah muara, sengaja saya menuju jembatan gantung...
Perjalanan menyusuri sungai ini terasa menyenangkan karena air jernih, hijau pepohonan.
Semilir angin membuat terkantuk-kantuk
TIdak terasa akhirnya sampai di jembatan gantung
Jembatan gantung ini dasarnya dari anyaman bambu dan diikat dengan kawat2 kecil ke kawat penopang.
Jalur ini merupaka jalan pintas dari pada melewati jembatan utama yang harus muter sekitar 6 Km
Tidak bisa dilalui untuk dua arah secara bersamaan.
Goyangannya sangat kencang ketika ada motor yang melewatinya,

silahkan untuk menikmatinya

silahkan menikmati gambarnya

Thursday, July 14, 2011

Cukang Taneuh




Bagian 11

Terasa tidak lengkap jika ke Pangandaran tanpa mengunjungi "green canyon".
Pagi itu kami beruntung karena tanpa harus mengantri sudah bisa lagnsung diantar perahu menuju cukang taneuh.
Beberapa kalil saya ke sini selalu airnya keruh karena bertepatan dengan musim hujan.
Kali ini beruntung... airnya jernih banget.

Menyusuri sungai yang jernih dan hijau pepohonan sekitara sungai membuat perjalanan menuju cukang taneuh terasa nyaman.

Cuaca yang cerah, air yang jernih menambah indahnya suana didalam green canyon.

selamat menikmati

Pagi di Pangandaran




Bagian 10

Sengaja kami bangun pagi untuk bisa menikmati keindahan fajar di Pangandaran
ternyata pagi ini sang mentari tertutup awan pagi
Namun keindahan pagi tetap kami nikmati.

Senja di Karang Tawulan




Bagian 9

Melanjutkan perjalanan menuju pangandaran, kami singgah di pantai Karangtawulan, menjelang senja lokasi wisata ini sudah mulai sepi.
Kami menikmati keindahan senja di pantai ini.

Nelayan Pantai Selatan




Bagian 8
Ombak yanag besar dilaut selatan menyulitkan bagi nelayan untuk mulai melaut, sehingga dibuatlah bangunan penahan ombak sehingga perahu yang akan melaut bisa lebih mudah untuk memotong ombak.
sangat menarik memperhatikan perjuangan nelayan, mulai dari bergotong royong untuk mengangkat perahu, hingga ke air dan beriringan mulai melaut.

Pantai Santolo - Garut Selatan




Bagian 7

Matahari sudah berada dipuncak, keringat sudah mulai bercucuran namun kelelahan sebanding dengan indahnya pemandangan pantai Rancabuaya.

Kami melanjutkan perjalanan menelusuri jalur selatan, terasa nyaman, jalan cukup mulus dan tidak ada kendaraan lain sehingga serasa jalan milik sendiri.

Pemandangan sepanjang jalur ini kita bisa menikmati keindahan pantai dan kadang kami berhenti di jembatan atau pinggir jalan untuk menikmati keindahan alam.
Kadang terlihat jalan lurus seolah masuk ke laut ... ternyata jalan berbelok, pemandangan yang benar-benar indah.

Tidak terasa kami sudah hampir sampai di Santolo, dan terlihat garis pantai memanjang berpasir putih. Langsung kami menuju warung makan pinggir pantai Santolo.
Sambil menunggu pesanan, kami menikmati indahnya penandangan pantai dan hembusan angin yang membuat ngantuk.
Menikmati ikan kuwe bakar, dan udang asam manis dan cah kangkung langsung kami habiskan berdua.

Setelah isitrahat sejenak, kami menuju TPI Santolo dan mengambir gambar aktivitas sekitar TPI Santolo.
Selamat menikmati ...

Monday, July 11, 2011

Biru di Puncak Guha




Bagian 6

Matahari sudah meninggi dan terasa panasnya cukup menyengat di kulit, berteduh di sisi barat Pantai Rancabuaya terasa nikmat dibuai angin laut dibawah rindangnya pepohonan.

Setelah sejenak istirahat, kami melanjutkan perjalanan menuju kearah timur dari Rancabuaya, mengambil jalur utama yang cukup lebar dan kondisi jalan masih cukup bagus. Jalan ini merupakan bagian dari Jalur Lintas Selatan Jawa Barat.
Kontruksi jembatan sudah mempertimbangkan kebutuhan untuk masa datang sehingga jembatan terlihat kokoh dan lebar.

Sekitar 3 km dari Rancabuaya, sampailah ke tempat dengan naman Puncak Guha, yang merupakan tebing di pinggir pantai, dan di area tersebut terdapat gua kelelawar, juga area untuk menikmati indahnya pemandangan pantai selatan.

Kendaraan roda 4 sekarang sudah bisa masuk ke lokasi ini, dengan membayar parkir Rp.10.000,- termasuk penumpangnya.
Lumayan tidak perlu jalan kaki di saat matahari pas panas terik.

Alur ombak yang saling menyusul terlihat berirama dan indah untuk disaksikan dari atas tebing, juga horizon laut yang seolah menyatu dengan langit biru bisa dinikmati dari tempat ini.

Pemandangan disebelah kiri... terdapat banyak pohon pandan laut yang besar sehingga memungkinkan untuk jadi tempat berteduh, dan tempat yang indah bagi pasangan muda yang sedang dilanda cinta...., memandang indahnya laut dan tak hiraukan kalau ada pengunjung lainnya... asyikkk banget.

Benar-benar indah pemandangan dari Puncak Guha...., panas terik matahari terasa hilang ketika berteduh di pondok kecil dan menikmati buaian angin membuat kita terasa mulai mengantuk disiang bolong.

Dipinggir Pantai Rancabuaya




Bagian 5

Sambil berteduh dibawah pohon, sejenak mengawasi aktivitas disekitar pantai, terlihat seorang anak berlari membawa peralatan pancing dengan tergesa-gesa.
Setelah meletakkan kaleng berisi ikan kecil dan udang sebagai umpan, gunting dan sandalnya, segera lari menuju kearah karang untuk segera melempar umpan pancingnya.

Disisi lain dua anak perempuan kecil sedang bercanda dan berenang ditepian, tertawa penuh riang..... dunia anak-anak dunia yang penuh kegembiraan.

Satu pose photografer amatir sedang membidik sasaran yaitu pemancing di tepi pantai, terlihat menikmati obyek sehingga panas terikpun tidak terasa.

Ketika ombak besar datang, pemancingpun segera menepi agar terhindar terpaan ombak yang besar.

Terasa menarik mengambil gambar HI di tepi Pantai.

Pantai Rancabuaya




Bagian 4

Perjalanan dari curug Cibodas menuju ke Pantai Rancabuaya lebih nyaman karena jalan relatif lebih bagus dan menurun, sepi kendaraan yang lewat. Dari kejauhan terlihat batas Pantai Rancabuaya, seolah melambai-lambai agar cepat sampai kesana.

Memasuki area Wisata Rancabuaya sudah ada perubahan yang cukup banyak terutama ketersediaan hotel yang sudah baik dan ber AC. Ada 3 buah hotel baru yang merupakan satu group, dan mampu menampung banyak tamu rombongan.

Pantai terlihat sepi pengunjung, mungkin karena masa liburan sudah akan berakhir. Bunyi deburan ombak menerpa karang terdengar cukup keras. Angin bertiup cukup kencang dan cuaca sangat cerah....., langit biru tidak berawan.

Setelah membayar bea masuk yang relatif murah sekitar Rp.3.500 per orang kami mengarahkan kendaraan ke ujung timur pantai Rancabuaya untuk menikmati pemandangan alam.
Suasana yang tenang, membuat kami bebas untuk mengekplor Rancabuaya, dan saya tertarik pada gugusan batu karang sepanjang pantai.


Curug Cibodas - Cisewu




Bagian 3

Melanjutkan perjalanan dari Cukul menuju Cisewu yang berjarak kurang lebih 26 Km, harus kami tempuh dalam waktu 1,5 jam.
Menuruni jalan sempit dan aspal yang mulai mengelupas, kami harus ekstra hati-hati karena sisi kanan tebing, sementara sisi kiri jurang. Tikungan tajam dan ketika berpapasan salah satu kendaraan harus menepi dan berhenti memberikan kesempatan kendaraan lain untuk lewat.
Setelah melewati jembatan sungai, kami mulai melewati jalan menanjak dengan kondisi yang tidak jauh berbeda pada saat menuruni lembah. Secara umum jalan masih layak untuk dilalui kendaraan roda 4, kecuali jenis sedan.
Kami menyarankan agar kendaraan dicek terlebih dahulu karena turunan tajam dan tanjakan yang tinggi serta jarang ditemukan perumahan/ dusun sehingga perlu isi BBM secukupnya, ban serep juga harus disiapkan karena jarang ditemui tukang tambal ban.

Meskipun perjalanan cukup menantang, kami sempat menikmati pemandangan yang indah yaitu lembah hijau dan aliran sungai yang jernih. Sehingga tak terasa perjalanan ini tidak membosankan bahkan mengasyikkan dan cukup memacu adrenalin, terlebih lagi ketika menaiki tanjakan panjang dan sempit ada kendaraan macet.
Terpaksa kami harus berhenti dan menunggu sementara waktu karena ada truk diarah berlawanan yang tidak bisa melewati jalan yang sempit.
Ketika supir truk menyadari bahwa jalan tidak mungkin dilalui truk, maka truk mundur dan kami bisa melalui kendaraan yang mogok dengan sangat hati-hati karena sempit dan sebelah kanan jurang yang sangat dalam.

Sampai di Kecamatan Cisewu sekitar jam 8.20. Situasi tidak banyak berubah dibandingkan 3 tahun lalu. Sekitar 10 menit setelah Cisewu, saya melihat sungai yang cukup besar dan betapa beruntungnya bisa menikmati air terjun yang jernih dan tenang. ”Curug Cibodas” kata salah seorang penduduk setempat yang saya tanya.

Melihat jernihnya air segera saya masuk ke sungai merasakan dingin dan segarnya air pegunungan, dan membasuh muka dengan air sungai itu...... terasa maknyessss, dingin dan segar.
Rasanya kepingin mandi... tapi karena kondisi kurang fit ya... cukup cuci muka saja supaya tidak masuk angin.
Kepenatan perjalanan yang cukup menantang, terasa hilang setelah menikmati keindahan dan kesegaran air terjun ini.
Perjalanan kami lanjutkan menuju Pantai Rancabuaya.

Perkebunan Teh Cukul




Bagian 2

Meninggalkan situ Cilenca untuk melanjutkan perjalanan yang masih cukup panjang, kami mengarahkan kendaraan kearah perkebunan teh Cukul. Jalanan masih sepi namun dibeberapa tempat sudah mulai terllihat para pekerja pemetik teh mulai bersiap menunggu kendaraan penjemput.

Kondisi jalan sudah berubah total dibandingkan perjalanan pertama tahun 2008 banyak jalan berlobang, namun kali ini jalan sudah dihotmix mulus, sehingga kami bisa melaju dengan nyaman. Inilah buah dari pembangunan dan dampaknya sangat terasa manakala suasana di perkebunan ini menjadi lebih ramai, perumahan yang lebih tertata rapi karena perekonomian menjadi lebih maju.

Ditengah perkebunan Teh, kami berhenti sejenak untjk mengambil gambar rumah gaya eropa yang sedang dipugar, dulu merupakan bangunan kayu yang berada di tepi telaga kecil.
Bangunan in sangat menyolok karena merupakan satu2nya bangunan yang besar di perkebunan teh Cukul. Nampak bangunan ini sedang dipugar dengan bentuk sesuai bangunan lama tetapi bangunan dari dinding batubata agar kuat bertahan.
Setelah mengambil gambar, kami melanjutkan perjalanan, dan kembali lagi kami harus mensyukuri keindahan pemandangan alam di sekitar perkebunan Teh.

Kabut masih menutupi sebagian besar bukit2 teh, sehingga hanya terlihat seperti siulet yang menampakaan keindahan alam pagi ini.
Kami berhendi sejenak dan menikmati pemandangan yang indah, jalan yang mulus.

Ditempat kami mengambil gambar, terlihat elf (angkutan kota) menurunkan penumpang dan langsung melesat cepat seolah hllang tertelan kabut pagi.
Kami pacu kendaraan kearah dimana elf menuju...., namun ketika mencapai batas perkebunan, kami harus menekan rem karena jalan berubah drastis dari hotmic menjadi aspal yang mulai mengelupas.
Perubahan ini terasa sekali karena wilayah perkebunan Cukul merupakan bagian dari Kabupaten Bandung, sementara sebelah selatan masuk dalam Wilayah Garut Selatan.

Situ Cileunca




Bagian 1 dari Catatan Perjalanan Menyusuri Pantai Selatan Jabar

(Mudah2an tulisan ini dapat menambah informasi bagi rekan2 semua, yang tertarik untuk melakukan perjalanan sepanjang pantai selatan jabar.
Setiap lokasi yang kami singgahi akan kami sampaikan gambar dan uraian singkat informasi yang terkait dengan lokasi tersebut
Semoga bermanfaat)



Rencana perjalanan ini sudah lama sekali kami perbincangkan dengan rekans sekerja, namun selalu tertunda untuk dilaksanakan dengan berbagai hal yang tidak bisa ditinggalkan.
Perjalanan ini untuk menepati janji saya untuk mengantar rekans menyusuri pantai jawa barat.
Perjalanan ini juga merupakan napak tilas sekitar 3 tahun yang lalu, saya sekeluarga menyusuri jalan bebatuan sepanjang jalur selatan hingga Pangandaran.

Rencana sudah ditetapkan, tanggal 9 s/d 10 Juli 2011 namun ternyata beberapa rekans mengundurkan diri karena ada kegiatan yang lebih penting.

Saya tawarkan kepada teman yang lain, juga tidak ada yang tertarik, maka kami berdua, saya dengan mas Fajar akhirnya berangkat juga.
Perjalanan dari Bandung berangkat sekitar jam 04.00 pagi menuju Pangalengan.
Jalan masih sangat sepi kami bisa melajukan kendaraan dengan lancer, ditambah lagi kondisi jalan yang sudah lebih baik khususnya mendekati Pangalengan, sangat mulus karena baru selesai di hotmix.

Pukul 05.00 kami sudah sampai di Pangalengan, dan singgah di Mesjid karena mas Fajar akan melaksanakan sembahyang Subuh.

Kabut masih cukup tebal di daerah ini, dan ketika tiba di Situ Cileunca sekitar 05.15 suasana hening pagi dank abut menyelimuti Situ…, terasa dingin sekali.
Kami menuju warung yang sudah terbuka, untuk menghangatkan badan sambil menunggu waktu sang Mentari mengahmpiri pagi.
Semangkuk indomie rebus dan segelas kopi susu menghangatkan badan kami.
Kabut pagi tidak beranjak pergi, mentari tertutup awan pagi....., kami menuju tepi situ dan menikmati keindahan alam di dinginnya pagi Situ Cileunca.
Awan tebal menggantung di ufuk timur dan diatas Pangalengan, Sang Surya tertutup awan pagi.

Terima kasih Gusti untuk menikmati dinginnya pagi di Pangalengan

Saturday, July 02, 2011

Biru di Jatiluhur




Jalan2 lagi ke Jatiluhur.. kali ini survey untuk rencana kegiatan wilayah.