Sunday, March 06, 2011

Gunung Padang Ciwidey




Gunung Padang identik dengan situs megalitikum…, dan daerah Jawa Barat terdapat 3 lokasi Gunung Padang yaitu :
1. Gunung Padang di Cianjut : lihat disini http://3ojo.multiply.com/photos/album/132/Gunung_Padang
2. Gunung Padang Ciwidey
3. Gunung Padang Ciamis.

Kali ini saya mengunjungi Gunung Padang Ciwidey, berangkat dari Bandung sekitar jam 5.00 pagi, langsung menuju Soreang melalui Tol Purbaleunyi.
Berhenti sebentar didepa Kantor Kabupaten Bandung – Soreang menikmati fajar pagi.
Setelah mengambil gambar sunrise, perjalanan dilanjutkan menuju Ciwidey, jalan realtif masih sepi sehingga terasa lancer hingga sampai di Ciwidey sekitar 06.45.
Sebelum arah pasar Ciwidey, kami mengambil jalur lurus menuju desa Rawabogo, jalan relatif bagus, bahkan ketika mau masuk desa Rawabogo, jalan desa sudah diperbaiki dengan jalan beton.
Sekita pk. 07.00 sampai diterminal Rawabogo (sebenarnya tidak tepat dibilang terminal, karena tidak tersedia sarana terminal yang memadai, hanya tempat parker dan pangkalan ojeg)
Gerimis mulai turun dan terlihat awan yang cukup tebal disebelah barat, kami singgah di warung kecil dan memesan dua gelas kopi susu, untuk mengusir rasa dingin dan menunggu gerimis berlalu.
Sekitar 30 menit, akhirnya gerimis berhenti dan terlihat awan dari sebelah barat berangsur pindah kearah timur.

Segera kami ambil rangsel, dan kami putuskan untuk jalan kaki saja menuju Gunung Padang meskipun beberapa tukang ojeg menawarkan untuk diantar sampai kaki gunung padang (tarif sekitar Rp.15 ribu s/d Rp.20 ribu).
Tanjakan tinggi sudah menghadang didepan, ketika meninggalkan desa Rawabogo kemudian belok kiri menuju jalan kecil arah ke Gunung Padang. Suasana masih sangat sepi, mulai melewat jalan berbatu, hingga sekitar 500 meter, jalan tanah merah yang membelah ladang penduduk.

Hanya kami berdua yang menyusuri jalan tanah yang cukup licin, benar-benar sepi dan kami bersyukur bias menikmati indahnya pagi, kicauan burung juga desir angina yang menerpa daun2 cemara seakan menikmati simphoni alam yang indah.

Sempat juga kami ragu ketika mencapai jalan persimpangan, karena tidak ada petunjuk jalan kea rah Gunung Padang, akhirnya kami harus bertanya kepada sorang petani yang akan mengangkut pupuk kandang ke kebun.
Dengan ramahnya menunjukkan arah ke Gunung Padang, “ikuti saja jalan ini dan lihat bekas roda motor saja, sebentar lagi akan sampai ke Gunung Padang”

Tanjakan yang cukup curam buat saya, karena terasa sangat”ngos-ngosan” ketika mulai menapak kea rah tanjakan curam dan licin. Tak berapa lama, dari jauh kelihatan bangunan pondok tempat masuk ke Wanawisata Gunung Padang.

Beruntung sekali, pak Dasep anak dari jurukunci, Gunung Padang bersedia menemai kami untuk menyusuri jalan setapak menuju puncak Gunung Padang.

Memasuki areal tempat wisata, kami disambut dengan gapura batu besar dengan lorong kecil yang terjal, ketika saya mencoba mulai mendaki memasuki tangga, ternyata rangselku nyangkut karena nggak muat, terpaksa harus di loggarkan agar bisa melewati lorong pertama. (maklum SETULEGI)

Setelah ambil nafas sebentar, kembali menaiki trap kedua, dengan sedikit merangkak karena memang jalan setapak cukup terjal dan sebelah kirinya tebing terjal yang menganga.
Betapa batu2 raksasa tersusun rapi dan dibalut akar-akar pohon yang mencengkeram sehingga terasa kokoh walau berada di gunung.

Hingga pada satu tempat harus merangkak mendaki tangga untuk menuju batu tinggi yang merupakan tempat favorit bagi pengunjung karena bisa memperoleh pemandangan yang sangat indah. dari puncak kearah Bandung maupun ke Saguling.
Hanya sayangnya saya tidak bisa menaiki batu tersebut karena memakai celana jeans, sehingga tidak bisa melangkah dengan leluasa.... :(.

Suasana cukup sepi, dan sedikit ada nuansa mistis karena banyak sisa dupa atau sesaji dibeberapa tempat, karena banyak orang yang melakukan tirakat di sini.

Betapa saya beruntung bisa menikmati keindahan alam parahyangan dari ketinggian sekitar 2.500 meter, di bebatuan yang besar-besar, rimbunya pepohonan dan hembusan angin yang sejuk.
Sejenak menikmati alam dipuncak Gunung Padang, ternyata tidak terlalu lama terdengar teriakan anak2 remaja yang dengan riangnya naik ke puncak Gunung Padang. Tidak terlihat rasa lewah di wajah mereka, bahwkan canda tawa terus mereka lakukan dan dengan senangnya berpose untuk diambil gambarnya.

Ketika akan pulang, menuju jalan setapa yang berbeda dengan arah naik, baru terasa kalau cukup tinggi dan terjal sewaktu menaiki Gunung Padang. Dengan bersusah payah dan harus berpegangan pada akar2 pepohonan secara perlahan dan pasti mulai menuruni jalan setapak. Wuih... terasa berat banget apalagi dengan kondisi badan "kelas berat"

Sampailah di pondok untuk istirahat adn sarapan pagi, dengan menu mie rebus, terasa nikmat dalam keadaan lapar....,
dua mangkok mie rebus, 4 bala-bala hanya mengeluarkan Rp. 7.000,-

Sejenak istirahat, ternyata mulai banyak pengunjung yang berdatangan, kebanyakan anak2 remaja, dan cukup terkejut ketika terdengar suara motor menuju tempat kami istirahat...., ojek motor dengan roda berantai agar bisa melalui jalan tanah yang licin.
Kami mulai menuruni jalan tanah yang terjal, sambil menikmati perkebunan sepanjang jalan.

Hitung-hitung hari ini saya sudah sebanding dengan mengelilingi lapangan sepakbola 10x..., kaos basah kuyup karena keringat yang menetes deras....., dapat rekreasi, dapat gambar, dapat sehat mengurangi kolesterol.

Sekitar pukul 11.00 kami sudah sampai di terminal Rawabogo, dan melanjutkan perjalanan menuju Ciwidey dan pulang ke Bandung.

Selamat menikmati.

Fajar di Soreang




Sabtu pagi alam perjalanan menuju ke Gunung Padang Ciwidey, ketika sampai di Soreang tepat di depak Kantor Kabupaten, terlihat semurat merah diufuk timur.
Kami berhenti untuk sejenak menyambut pagi...
langit biru cerah dan semburat merah sangat indah untuk dinikmati..
Selamat pagi Soreang.

Thursday, March 03, 2011

Kerupuk Jumbo




Bagi penggemar kerupuk, biasanya setiap makan selalu ditemani kerupuk.
Berbagai jenis kerupuk, mulai kerupuk ikan, kerupuk udang hingga kerupuk aci.
Cobalah menikmati jenis kerupuk jumbo ini, ditanggung tidak akan habis meskipun sudah nambah nasi berkali-kali.