Tuesday, May 29, 2012

Perkataan Yang Membangun

Ucapan yang keluar dari seseorang, akan menunjukkan sikap dan cara hidup orang tersebut, karena perkataan yang keluar dari mulutnya  merupakan hasil yang panjang dari pengalaman dan sikap hidup seseorang. Lingkungan kerja, pergaulan dan kehidupan sehari-hari akan membentuk watak seseorang dan akhirnya juga terwujud dari cara bertutur kata.

 

Tempat yang paling berpengaruh bagi perkembangan jiwa setiap orang adalah dilingkungan keluarga. Di rumahlah seorang anak kecil mulai berbicara dan dan mendengar ucapan-ucapan dari orang terdekat yang menyayanginya.

Namun seringkali ucapan dari orang-orang terdekatlah yang bisa merusak kehidupannya.

Terkadang orang tua terlalu banyak mengucapkan kata-kata ”jangan”, ”awas”, ucapan yang membandingkan dengan seseorang, ucapan lebih banyak perintah, bahkan cenderung ucapan yang otoriter dan tidak menghargai anak mendominasi ucapan dalam keluarga.

 

Cobalah untuk membiasakan dengan ucapan yang positif dan membangun agar anak merasa lebih dihargai dan disayangi.

 

Daripada mengucapkan ”Awas ya... kalau main komputer saja, tidak rajin belajar !”

Lebih baik ucapkan ” Ayo adik, sekarang saatnya belajar, main komputernya bisa dilanjutkan ketika hari libur nanti”

Kata-kata yang kedua, mengajak untuk segera berhenti main komputer dan sekarang saatnya belajar.

 

Ketika seorang anak kecil naik pagar rumah, mungkin orang tuanya akan berkata ”Awas jangan naik pagar, nanti jatuh”

Perkataan yang ngawur karena si anak sudah naik pagar, kok dibilang jangan naik pagar.

Akan lebih baik bila mengatakan ”Hati-hati ya nak, supaya aman, pegang erat-erat”

 

Apabila setiap hari yang terdengar kata-kata negatif maka pengaruh terhadap perkembangan anak juga negatif. Sebaliknya jika ucapan orang tua selalu positif, maka secara perlahan dan pasti akan berdampak baik bagi anak tersebut.

 

Bagaimana dilingkungan kerja?

Dalam banyak tempat kerja yang memiliki tuntutan yang tinggi terhadap kecepatan dan kualitas pekerjaan, seringkali seorang atasan tidak sabar dan ucapan-ucapan negatif sering muncul.

Misalnya hardikan untuk segera menyelesaikan pekerjaan, tetapi atasan sebenarnya tidak pernah memberi arahan.

Meremehkan staf dengan perkataan ” Ah, seperti itu saja nggak bisa”

Ucapan ini berdampak pada keharmonisan lingkungan kerja, dan bila berlangsung lama maka akan menimbulkan dampak negatif bagi kinerja perusahaan.

 

Bagaimana dengan pergaulan dalam masyarakat?

Seringkali orang lebih mudah melihat kekurangan orang lain, dan mudah pula untuk mengkritik tetapi tidak menggunakan kata-kata yang membangun.

Misalnya langsung menunjuk kesalahan orang didepan orang banyak.

”Saudara itu salah......., seharusnya begini-begini......”

Coba bandingkan dengan ucapan ini ”Wah... sudah bagus pekerjaannya, tapi akan lebih sempurna lagi bila begini-begini...”

 

Hindari ucapan caci maki kepada orang lain secara terbuka, tapi lebih baik menyampaikan kritik secara personal kepada yang bersangkutan, karena orang tersebut akan merasa lebih dihargai dan tidak dipermalukan didepan umum.

 

Sudahkan kita melakukannya untuk orang-orang terdekat kita, anak, istri, orang tua, tetangga, teman sekerja dan masyarakat pada umumnya?

 

Jika belum, mari kita mulai sekarang  mengucapkan kata-kata yang baik agar bisa saling membangun bagi sesama.

 

 

 

Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh anugerah (Efesus 4:29)