Tuesday, December 27, 2011

Kebun Raya Bogor




Rekreasi... jalan kaki muter-muter kebun raya bogor
beruntung sekali udara cukup cerah..

Jalan makan, jalan makan, jalan


Asinan bogor

Setelah lebih dari 2 tahun tidak pernah naik KA dari Bandung ke Jakarta, akhirnya Selasa subuh meluncur ke stasiun Bandung.
Kereta berangkat pk 05.00 dijamin berangkat tepat waktu...
KA Argo Parahyangan sampai di Gambir pk.09.00 (sudah pasti telat)
Langsung ganti KRL Commuter Jakarta Bandung.

Tujuan pertama : Gang Aut Jl. Suryakencana Bogor.

Ngohiang & Nasi campur (non halal) siomay : komen wis enak buanget
Jalan kaki ke Kebun Raya ngilangin karbohidrat....

Balik Ke jakarta dgn commuter lagi menuju : Kopi Phoenam
Kopi susu phonam, roti bakar kaya, pisang bakar coklat keju...
Jalan kaki ke kebon kacang.... ngurangi karbo hidrat.....

Nasi uduk, ayam goreng, tempe goreng, iso dan babat goreng...
langsung kenyang..

balik ke Gambir.... wis klengerr.....

Balik ke bandung pk. 20.25 ..... langsung mimpi indah dalam perjalanan



Monday, December 26, 2011

Sumber Hidangan

Rating:
Category:Restaurants
Cuisine: Asian
Location:Jl. Braga Bandung
Roti Tawar Jadul
Jika ingin menikmati berbagai jenis kue kering maupun roti tawar yang masih mempertahankan gaya pengolahan dan juga suasana jadul..., silahkan singgah di Sumber Hidangan Jl. Braga Bandung.

Jika kita datang pagi-pagi..... akan terlihat roti yang masih hangat ngebul berjajar rapi...., suasana tradisional masih terasa disini, hingga ngitung harga juga masih manual.

Cobalah singgah di Sumber Hidangan, menikmati suasana tempo dulu, menikmati roti dan melihat pajangan gambar diseberang toko..




Sunday, December 04, 2011

Rel Kereta & Jalan Tol




Persimpangan jalur KA dan jalan tol banyak terjadi sepanjang jalan tol Purbaleunyi.
Ditempat ini jembatan KA berada dibawah jembatan tol

Saturday, December 03, 2011

Keramik Plered




Setelah melihat proses pembuatan genteng, kami balik menuju ke pabrik keramik yang cukup besar.
Kebetulan pas saat istirahat, dan kami diijinkan untuk melihat proses pembuatan keramik mulai dari tanah liat, membentuk gentong, proses pengeringan hingga pembakaran.

Silahkan untuk menikmati....

Desa Pengrajin Genteng




Setelah menikmati keindahan alam di KM 97, kami melanjutkan perjalanan sampai KM 84 keluar pintu gerbang Ciganea.
Acara pertama, langsung menuju ke arah bandung dan singgah di RM Ciganea/ Cijantung dengan menu sarapan pagi sambal lalap tahu tempe ....rasa tetap oke.

Acara selanjutnya setelah selesai sarapan kami menuju ke Plered yang terkenal dengan indutsri keramik dan genteng.
Langsung kami menuju ke desa penghasil genteng.....
Terlihat berjajar tobong / tempat pembuatan genteng dan hamparan genteng yang sedang dijemur sebelum proses pembakaran.

Lahan sawah terlihat lebih rendah dari badan jalan karena tanah nya diambil untuk bahan baku genteng..., semakin lama semakin dalam.

Cara pembuatan genteng press... agak berbeda dengan proses beberapa tahun yang lalu karena di masa lalu tanah liat diadoni dengan cara dinjak2,
Sekarang sudah menggunakan mesin alat untuk membuat adonan.
Terlihat hasil adonan lebih baik dan siap untuk dijadikan genteng secara langsung.

Ternyata setelah saya berbincang dengan pemilik pabrik genteng, cara ini belum lama dilakukan karena sebenarnya dikarenakan kualitas tanah liat sudah menurun, banyak pasir sehingga diperlukan alat bantu.

silahkan untuk menikmati gambar ini.

Bukit Patenggeng KM 97




Mengambil jalan pintas setelah menyebrang jalan tol, kami melalui jalan setapak untuk menyingkat perjalanan karena jalan besar menuju bukit Patenggeng cukup mendaki, kondisi jalan berbatu-batu.

Menuruni bukit melalui jalan setapak yang cukup licin, kemudian meniti pematang sawah kami menuju lembah bukit.
Sempat saya tergelincir dan masuk selokan irigasi...yang berlumpur, tapi tidak mematahkan semangat kami untuk menikmati keindahan alamnya.

Ternyata benar, kami akhirnya menemukan jalan beton yang merupakan jalur utama dari jembatan peneberangan.

Meskipun terlambat menikmari sunrise, kami dapat menikmati keindahan alam sekitar bukit Patenggeng.
Kami menuju pinggiran jalan tol KM 97 dan .....memperoleh pemandangan alam yang sangat indah.

Sawah terasering, bukit batu, dan suasana alam yang indah....., terlihat di kejauhan Waduk Jatiluhur dan jalan tol KM 97 ketika kami pulang menuju Rest Area.

Selamat menikmati sebagian gambar yang dapat saya peroleh.

Keindahan KM 97 Cipularang




Ketika melakukan perjalanan dari Bandung ke Jakarta dan berangkat di pagi hari, setiap melintas di sekitar KM 97 di sekitar Rest Area, terlihat keindahan lembah yang hijau, bukit batu yang kokoh menjulang tinggi.
Juga semburat mentari pagi yang terasa hangat, seolah menceritakan keindahan alam sekitar area ini.

Demikian pula ketia pulang dari Jakarta, disebelah kiri terlihat hijau sawah terasering yang luas yang berada di kaki bukit Batu.

Sabtu pagi kami berangkat dari Bandung sekitar 04.30 dengan harapan bisa mendapat gambar yang baik sunrise dekat dengan bukit batu.
Sekitar 05.00 kami sudah mendekati rest area dan suasana masih sepi.
Kami bertanya kepada sekuriti adakah jalan menuju bukit batu tersebut? ternyata ada jalan aksesnya, harus melalui jembatan penyebrang jalan tol.

Ketika melintas jembatan penyeberangan, terlihat keindahan pemandangan sekitar rest area Km 97.

Silahkan menikmati...

Thursday, December 01, 2011

Selalu ada pelangi

Warna-warni pelangi yang muncul setelah hujan berhenti, membuat setiap orang yang menikmatinya, sejenak terpana akan keindahan pelangi dan melupakan hujan deras yang mengguyur bumi. Mungkin hanya dalam hitungan menit muncul bersama sinar mentari dari balik awan yang gelap.

 

Kemuraman , kesedihan, kerja keras yang terkadang sering menyakitkan, mungkin telah berlangsung lama dan terasa perjuangan begitu panjang serta melelahkan. Namun semuanya itu pasti akan ada batasnya. Jikalau waktu-waktu yang kita jalani ibarat hujan deras, maka akan ada saatnya hujan akan berhentu dan muncul pelangi yang indah.

 

Selama hampir 6 bulan terakhir di tahun 2010, banyak hal yang harus kami lalui, berbagai hal yang banyak menyita waktu, tenaga, semangat juga pengorbanan anak istri yang harus memahami kondisi saya. Bahkan sempat beberapa kali harus terkapar karena kelelahan, emosi yang tinggi, istirahat yang kurang dan tugas yang terlalu berat yang harus saya jalani.

 

Hingga di satu malam, dalam keletihan yang sangat menyesakkan, kusampaikan keinginanku kepada istriku “ Aku mau lempar handuk saja, karena terasa beban yang sangat berat dan tidak kuat untuk aku pikul sendiri”

Dengan tenangnya istriku berkata “ Jangan menyerah, semangatlah karena tidak mungkin Tuhan membiarkan kita menanggung beban kalau kita tidak kuat. Tetap bertahan hingga tugas selesai dan tetap berharap bahwa rencana Tuhan yang terindah buat kita”

 

Malam itu terasa sangat tenang dan damai, menyelimuti perasaan saya, betapa bodohnya saya memandang berbagai permasalahan  hanya dari sisi manusiawi saja. Mengapa tidak segera bersimpuh dan meletakkan semua beban beratku di hadapanNya?

Apalah kekuatan manusia?  Sangat terbatas,  kekhawatiran tidak akan mampu merubah kondisi yang ada, tetapi sebaliknya dengan pasrah dan mengetahui kelemahan kita, maka Tuhan sendiri yang akan memberikan kekuatan bagi kita.

 

Ketika badai kehidupan menghadang kita, tetaplah berjalan dengan mengandalkan kekuatan kepada Tuhan, karena kita akan dituntunnya  hingga badai itu berlalu hingga muncul pelangi kehidupan kita.

 

Tetap bertahan didalam badai kehidupan dengan berpegang dan mengandalkan pada Yang Maha Kasih, karena di akhir badai akan selalu ada pelangi kehidupan.