Tuesday, July 31, 2012

Dongeng Negeri 1001 Iklan

Jika semasa  ORBA dan awal jaman REFORMASI, negeri kita tercinta layak menjadi Negeri 1001 Slogan  karena setiap peringatan hari-hari Nasional maupun kegiatan tertentu, mulai dari pemerintahan di pusat hingga ke daerah akan memasang slogan besar-besar.  Terasa aneh bisa saat itu suatu daerah tidak punya slogan.

Sekarang dijaman pasca Reformasi,  yang terbalut dalam era informasi sudah mulai jarang terlihat spanduk yang terpasang dipinggir jalan.

Media informasi yang beragam mulai dari media cetak seperti koran, majalah hingga papan reklame dan elektronik menjadi sarana yang tepat untuk menyampaikan informasi secara luas.

Betapa besarnya belanja iklan di Indonesaia tahun 2011, berdasarkan informasi dari Antaranews.com menyatakan bahwa belanja iklan tahun 2011 sebesar Rp. 80,2 Trilyun baik di media elektronik maupun media cetak.  Dari sisi media iklan, Sebanyak 60% diserap oleh sektor Televisi (http://www.antaranews.com/berita/291682/televisi-serap-60-persen-belanja-iklan-nasional).

Sementara dari sisi penyumbang terbesar belanja iklan adalah sektor telekomunikasi, hal ini wajar karena kompetisi yang sangat ketat dan terlalu banyak operator di Indonesia.

Urutan kedua adalah Sektor Pemerintah yaitu dari kementrian dan pemerintah daerah.

 

Kalau sektor telekomunikasi, sudah tidak perlu diperdebatkan lagi mengapa belanja iklannya sangat besar?  Karena sudah pasti jawabannya,  perusahaan harus mampu bertahan di era kompetisi.

Sebaliknya kalau belanja iklan oleh pemerintah sangat besar, dan terjadi di bulan-bulan akhir tahun 2011 banyak tayangan iklan pemerintah di media televisi, seolah-olah berlomba antar kementrian maupun antar pemerintah daerah untuk pasang iklan di televisi, tentu akan menjadi bahan pertanyaan banyak orang.

Memang pasang iklan karena ada pesaing?

Tujuannya apa?

Isi pesan yang disampaikan apakah efektif?

Dari sisi tampilan apakah menarik ?

Hasilnya apa?

Mengapa belanjanya besar?

Mengapa banyak iklan justru diakhir tahun?

 

Jika dahulu negeri 1001 slogan yang tidak jelas hasilnya, apa kali ini mengulangi kembali menjadi negeri 1001 iklan yang tidak jelas hasilnya?

Masih ingatkan dengan iklan Wajib Belajar 9 tahun,  bebas biaya pendidikan? Pada kenyataannya banyak sekolah yang masih memungut uang tambahan yang kadang nilainya lebih besar dari biaya SPP bulanan.  Iklannya tidak seindah aslinya.

Dari sisi konten iklan pemerintah, patut dipertanyakan.

Kalau anak muda jaman sekarang mungkin tidak akan tertarik dengan iklan pemerintah bahkan "bete" karena isinya"garing"   dan akhirnya pesan tidak akan pernah sampai kepada yang disasar.

Atau mungkin karena sudah terlanjur dianggarkan untuk biaya iklan, sehingga kalau tidak terserap maka takut kalau tahun depan tidak dapat alokasi beban iklan. Sehingga terkesan isi dan tampilan iklannya standar banget dan kurang kreatif, yang penting kejar tayang dan ada realisasi anggarannya.

Menyedihkan sekali, sumber daya yang sangat besar hanya terbuang sia-sia dan tidak tepat sasaran. 

 

Saking banyaknya iklan dari pemerintah dan tidak bisa menghitung jumlah iklannya,  akhirnya saya hanya bisa berkata

”Inilah negeriku tercinta, Negeri 1001 Iklan”

2 comments:

avizena zen said...

dulu ada capres yang habis 3M..untuk iklan pencitraan di tv
ujung ujungnya gak jadi nyapres

Purwadi Siswana said...

iya mbak... duitnya banyak