Sunday, May 11, 2008

Membaca

 

Sudahkah membaca menjadi bagian dari budaya bangsa ini?

Rasanya masih jauh jika dikategorikan sebagai bangsa yang memiliki budaya membaca.  Di beberapa tempat masih ada masyarakat yang belum bisa baca, karena berbagai faktor seperti kemiskinan, tidak tersedianya sarana pendidikan, tidak ada kesempatan untuk belajar, juga lokasi yang terpencil.

 

Kalaupun sudah bisa membaca, ternyata membaca juga belum menjadi suatu kebutuhan karena secara ekonomi harga buku di Indonesia masih mahal, dibandingkan dengan kemampuan daya beli masyarakat.

Kalaupun sudah mampu secara ekomoni, membacapun belum menjadi kebutuhan, karena alokasi untuk membeli buku juga belum menjadi prioritas. Selain itu, sangat jarang hadiah atau oleh-oleh dari perjalanan dalam bentuk buku, tapi bentuk lain yang sifatnya lebih banyak ke urusan makanan atau cindera mata lain yang bisa dipandang.

 

Ketika penulis melakukan perjalanan keluar kota baik untuk urusan kedinasan maupun keluarga, ada satu hal yang menarik ketika berada diruang tunggu. Bagi beberapa turis asing, menggunakan waktu tersebut dengan membaca buku, namun banyak diantara calon penumpang domestic menghabiskan waktu dengan ngobrol dan nonton TV. Berbicara gossip, ngelantur dan tidak jarang akhirnya membicarakan masalah kekurangan atau kejelelekan orang lain.

 

Di kereta, bis, pesawat maupun kapal laut, pemandangan yang biasa kita lihat adalah kebiasaan membawa buku bacaan menjadi satu hal yang penting bagi turis asing. Sementara bagi kita urusan makan dan minum menjadi hal yang penting.

Dengan membaca maka waktu menunggu menjadi terasa sebentar, karena akan terpusat pada isi dari buku yang dibaca. Tidak ada rasa bosan karena menunggu, tetapi memanfaatkan waktu secara tepat dengan membaca dan…., lebih dari itu memperoleh ilmu yang akan membuat seseorang menjadi lebih berpengetahuan.

Banyak hal yang dapat diperoleh dengan budaya membaca, kita tahu bahwa ilmu yang diperoleh di pendidikan biasanya terbatas karena terkendala dengan waktu dan materi yang telah ditentukan, Sementara dengan meluangkan waktu atau memanfaatkan waktu yang sempit seseorang dapat memilih dan menentukan pengetahuan apa yang diinginkan dan bebas menentukan kapan untuk mempelajarinya.

Bukan hanya membaca buku yang diperlukan untuk menambah pengetahuan saja, sekali waktu membaca buku yang ringan dan untuk hiburan perlu dilakukan, namun jangan sampai lupa membaca kitab suci yang akan menumbuhkan iman kita sehingga terjadi kesimbangan pemenuhan kebutuhan dunia dan akherat.

 

Ketika bangun pagi, beberapa orang akan langsung mengambil Koran, membaca dan menikmati sarapan pagi untuk memperoleh informasi terbaru. Hal ini bagus, tetapi akan lebih sempurna apabila sebelum memulai aktivitas di hari itu diawali dengan membaca kitab suci sesuai dengan keyakinan masing-masing.

Kelihatannya susah untuk dilakukan karena banyak orang merasa ketika bangun pagi harus segera mempersiapkan segala sesuatu untuk menuju tempat kerjanya, sehingga tidak sempat untuk membaca kitab sucinya.

 

Memang pada awalnya, akan terasa berat untuk meluangkan waktu barang 10 – 15 menit untuk mengawali setiap hari dengan membaca kitab suci, namun ketika membaca kitab suci menjadi prioritas dan menjadi kebutuhan pribadi, maka bangun pagi lebih awal 10 - 15 menit dari kebiasaan akan terasa ringan dan menyenangkan.

 

Ada satu hal yang menarik bagi penulis, bahwa membaca & menulis menjadi kata yang tidak terpisahkan, karena semakin banyak membaca maka secara perlahan dan pasti kemampuan untuk menulis juga semakin meningkat.

 

Jadi, penulis berharap semoga tercipta budaya membaca bagi bangsa ini, karena akan dapat mengantar kepada bangsa yang kaya akan pengetahuan. Smoga.

No comments: