Monday, May 12, 2008

Padang, Bukit Tinggi, D Maninjau, Lembah Harau, D Singkarak, Solok, D Dibawah & Diatas

Beruntung  postingan terkait dengan Padang, Bukit Tinggi sudah kami peroleh sehingga sangat membantu kami untuk merencanakan liburan tsb

Liburan ke Padang sebenarnya sudah kami rencanakan di awal April 2008, namun karena suatu hal baru terlaksana pada tanggal 3 s/d 5 Mei 2008.

.

Penerbangan dari Jkt ke Padang sangat nyaman karena cuaca sangat bagus, sesuai jadwal kami mendarat di Padang dengan mulus. Dari Bandara, kami singgah di RM Baselo Bandara untuk makan siang dengan menu utama ikan nila bakar,  dan  gulai sayur singkong,  pakis dan gule nangka, untuk minuman saya pilih juice pinang karena rasa penasaran mengenai manfaat juice pinang ini.

 

Di Padang  rencana hanya mengunjungi Pantai Tekuk Bayur, Malinkundang dan Pantai Padang & Jembatan Siti Nurbaya?

  • Teluk Bayur via By Pass untuk mengindari kepadatan lalulintan di kota padang.

Sengaja teman yang mengantar kami tidak masuk komplek pelabuhan tetapi arah keluar kota untuk melihat pemandangan teluk bayur, sekaligus bercanda dan memberi kacang pada monyet-monyet liar sepanjang jalan di pinggir pantai teluk bayur.

 

  • Pantai Malinkundang cukup terpencil karena harus mendaki bukit, namun usaha tersebut sangat sepadang dengan pemandangan yang sangat bagus dari puncak bukit kea rah pantainya.

 

  • Jembatan Siti Nurbaya.

Pemandangan dari atas jembatan Siti Nurbaya, sangat indah dank arena cuca sangat cerah dan masih banyak tersisa bangunan kuno yang cukup artistik.

 

  • Pantai Padang.

Pantai Padang berada persis di samping jalan raya, cukup ramai di sore hari namun masih terasa panasnya, sehingga kami hanya singgah sebentar. Penjual telur penyu banyak berderet di sepanjang pantai, dan para penjual bias melayani makan di tempat

 

Sekitar pukul 17.30 kami meninggalkan Padang menuju Bukit Tinggi  dan cuaca masih sangat cerah. Kami merencanakan makan malam di SMS (Sate Mak Syukur) Padang Panjang. Pukul 19.00 kami sampai di SMS dan suasana sangat rame sehingga perlu waktu untuk menunggu meja yang kosong. Untuk rasa, sudah banyak yang review mengenai SMS.

 

Sampai di Bukit Tinggi, cek in di penginapan dekat Ngarai Sihanok, hari itu penginapan full book namun kami sangat beruntung karena jauh hari sudah booking.

 

 

 

 

Bukit Tinggi, 4 Mei 2008

 

Pukul 06.00, saya sudah keluar penginapan, sementara anak2 dan istri masih lelap tidur karena memang terasa enak kalau suasana dingin masih males2 di tempat tidur.

Ternyata udara pagi sangat segar & dingin   dan matahari bersinar terang, dan ternyata lokasi penginapan sangat dekat dengan lokasi wisata panorama Ngarai Sihanok dan Lobang Jepang.

Sangat menakjubkan, betapa indahnya panorama pagi hari di Ngarai Sihanok, langsung saya telepon anak2 & istri untuk bangun dan menuju ke lokasi Wisata.

Beruntung sekali kami, dapat bertemu penjaga lobang jepang dan seorang pemandu wisata, sehingga pagi itu setelah foto-foto dengan background Ngarai Sihanok, kami bisa langsung masuk ke lobang jepang.

Kami sekeluarga sangat antusias untuk mengikuti pemandu wisata hingga sampai ke ujung lobang yang mengarah ke Ngarai Sihanok, sangat indah pemandangan dari lobang Jepang.

Setelah tembus ke jalan besar, kami mendaki tangga yang cukup tinggi menuju gardu pandang Ngarai Sihanok. Lumayan sebagai pengganti olahraga pagi karena banyak keringat bercucuran.

 

Setelah sarapan pagi, kami menuju ke Jam Gadang dan sekitarnya (Pasar Atas, Museum dan jempatan Limpapeh) 

 

Sekitar Pk. 10.00,kami meluncur menuju Danau Maninjau.

Sepanjang perjalanan cuaca sangat bagus dan kami berhenti di lokasi Embun Pagi untuk menikmati indahnya panorama Danau Maninjau dari atas bukit.

 

Ketika mulai menuruni jalan menuju Danau Maninjau, kami sempat risau kalau ada yang mabuk karena hasur melewati 44 kelok. Ternyata kami sekeluarga tidak ada yang mabok karena supir sangat piawai dalam mengemudi kendaraan. Kami sempat menyusuri pinggir Danau hingga sampai dekat PLTA.

Satu hal yang tidak terlupa, kami harus mencoba perkedel ikan Rino dan Bada. Rasanya enak, gurih .

Untuk makan siang kami singgah ke Water Front Cafe, menu utama ikan nila bakar yang ukurannya hampir menyamai gurame, juga mencoba sate rusa. Hidangan ikan goreng dan bakar  juga sate rusa, habis tuntas, dan menurut saya rasanya sangat enak, dan  terlebih lagi kami menikmatinya pas di pinggir danau  yang sejauh mata memandang sepertinya biru semua karena cuaca yang sangat cerah.

Tempat ini juga menyediakan sarana perahu yang cukup besar untuk keliling danau dengan tarif Rp. 300.000 per jam.

 

  

Lembah Harau.

 

Dari Danau Maninjau, kami teruskan perjalanan kembali ke Bukit Tinggi, terus ke Payakumbuh dengan tujuan wisata di Air Terjun Lembah Harau.

Saya belum pernah mendengar lokasi ini, kalau teman kami tidak menceritakan keindahan di Lembah Harau. Penasaran rasanya kalau tidak mengunjungi tempat ini.

Perjalanan dari Danau Maninjau ke Lembah Harau lumayan jauh kami tempuh sekitar 3 Jam, namun perjalanan tidak terasa lama  karena sepanjang perjalanan menuju Lembah Harau sangat menarik bagi kami.

Bagi anda yang suka berpetualang untuk panjat tebing, disinilah tempatnya karena lembah Harau diapit oleh dua tebing yang sangat terjal dan tinggi, hampir tegak lurus.

Kebetulan cuaca bersahabat dengan kami, sehingga selama perjalanan tidak terganggung oleh mendung sedikitpun, sehingga dapat kita lihat hijaunya bukit sepanjang perjalanan, juga sawah yang menguning.

 

Ketika sampai di ujung lembah Harau, dari jauh seudah kelihatan tebing terjal dengan warna kecoklatan, dan beralur. Sementara di atas Tebing terlihat hijau oleh rimbunnya pepohonan yang besar-besar. Langsung saya turun mobil untuk mengambil gambar tebing yang terjal tersebut.

 

Akhirnya sampailah kami di air terjun lembah Harau, yang merupakan Wisata alam, kebetulan air yang mengalir tidak begitu besar karena sudah jarang hujan. Di tempat itu juga ada sarana rekreasi lainnya, seperti taman dan kolam pemandian.

Di tempat parkir, banyak pedagang yang menjual anggrek dan berbagai tanaman hias asli dari hutan sekitar Lembah Harau, bila anda beruntung akan dapat memperoleh spesies yang langka dan bentuk adn warna bunganya sangat menarik.

 

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB, tetapi suasana masih sangat cerah sehingga kami tidak bosan menikmati keindahan alam di Lembah Harau. Teman kami menyarankan untuk istirahat di salah satu cafe, yang berada dilembah Harau. Tempat tersebut sangat natural, baik untuk penginapan maupun lokasinya. Teman kami sudah sangat familiar dengan lokasi tersebut, dan sering juga mengantar rekan kantor bermalam di Cafe tersebut sekaligus tempat untuk Outbond.

 

Sampai di cafe, ternyata sudah tutup namun teman kami langsung menghubungi pengelola, dan mengijinkan kami untuk menikmati indahnya suasana cafe ditemani secangkir Capucino. Kami dikenalkan dengan pemilik cafe, pak Adek namanya, sangat ramah dan mengijinkan kami untuk melihat dari dekat fasilitas yang ada di ECHO Home – Stay Cafe.

Suasana natural sangat terasa di lingkungan ini, karena bangunan sangat akrab dan menyatu dengan lingkungan, pohon2 masih banyak dan ketika melihat kebelakan bungalow, langsung terlihat terbing terjal.

 

Kami menengok salah satu bungalow, interior sederhana namun terasa sangat nyaman, dan ketika membuka kamar mandi, kami sangat suprise, karena sebagian kamar mandi dibiarkan terbuka tanpa atap, sehingga bisa langsung melihat tebing tinggi dan pepohonan yang rindang.

 

Suasana sangat hening, semilir angin terasa membelai kulit dengan lembut, dan gesekan dedaunan menjadi harmoni yang indah, terasa benar-benar menyatu dengan alam. Kami sekeluarga merasa sangat kerasan disini, dan seandainya informasi mengenai home stay ini sudah kami peroleh sebelum kami berangkat ke Padang,  rasanya kami akan memilih tempat ini untuk bermalam.

 

Pak Adek juga berbagi cerita, kalau teman kantor saya dari Padang juga sering mengadakan acara di sini. Juga tamu dari Singapura dan Malaysia sudah mulai mengenal tempat ini karena sudah dikemas sebagai wisata berwawasan lingkungan, mulai cara2 membajak sawah, menanam padi hingga panen. Selain itu perjalanan mengelilingi tebing hingga ke daerah-daerah sekitarnya.

 

Tidak terasa, waktu berjalan dan mulai gelap, kami harus balik ke BukitTinggi karena esok hari akan melanjutkan perjalanan ke Danau Singkarak, Solok, Danau Dibawah dan Danau Di Atas.

 

Apabila ada kesempatan lagi, rasanya kami ingin kembali ke Lembah Harau untuk menikmati alam yang begitu indahnya.

 

Jika anda mengharapkan informasi lebih lanjut, silahkan hubungi pak Adek. ECHO Home Stay Cafe. Taratang – lubuak Limpato – Payakumbuh.

Telepon. 0752 – 7750306.

 

 

Tangal 5 Mei 2008

 

Sekitar pukul 07.00 sehabis sarapan, meunju ke Padang Panjang untuk mencoba Bubur Kampiun (maklum anakku ngebet banget untuk yang satu ini). Lokasi depan RS di tengah kota Padang Panjang.

 

Dari Padang Panjang kami menuju Danau Singkarak, kami bisa menikmati pemandangan sepanjang perjalanan menuju kota Solok. Satu hal yang menarik di Kota Solok, adalah angkutan semacam BENTOR (Becak Montor) menjadi pilihan untuk transportasi jarak dekat. Dikota lain biasanya menggunaan sepeda motor sejenis bebek atau honda, namun di SOLOK menggunakan Vespa, dan ada tambahan ruang penumpang di sampingnya.

 

Dari Solok menuju pertigaan ke Kerinci untuk singgah ke Danau Di atas dan Danau Di Bawah. Nama daerahnya adalah Danau Kembar, karena lokasi danau hanya berseberangan di belah oleh jalan raya menuju Kerinci.

 

Dari Danau Kembar menuju ke Padang dan malam harinya balik ke Bandung

No comments: