Tuesday, November 22, 2011

Enaknya Ngomong dan Komentar

Ketika membaca postingan Dhave dengan judul  “IPK Mentok 4 yang bikin frustasi”, saya tersenyum sendiri membayangkan betapa  rasa campur aduk nggak karuan hingga bikin frustasi.

Komentar saya di postingan Dhave “hahahahaahah...... selamat betapa beruntungnya sampeyan dhave”

Balesan Dhave “ Amin Om … bejo temenan akuh…”

Saya bales lagi ” dhave...., om lihat dari sisi lain, disyukuri ini merupakan tantangan, sampeyan diharapkan dapat menduplikasi ”dhave”2 yang baru . semoga berhasil”

 

Wis... betapa enaknya kalau ngomong dan ngomentari terasa ringan dan seolah semuanya akan bisa berjalan dengan lancar........,  Penonton dan komentator memang enak karena tidak merasakan sendiri betapa berat beban yang harus ditanggung......

 

Selama ini suasana kerja ditempatku sangat kondusif dan membuat semua orang bekerja dengan penuh kegembiraan dan rasa persaudaraan yang sangat erat. Meskipun kami harus pulang pagi bahkan terkadang juga masuk hari sabtu dan minggu, namun kami semua tidak pernah merasa jenuh karena selalu ada tantangan  yang dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Bahkan seolah menjadi ”super team”  dengan berbagai inovasi dan penyempurnaan sistem hingga menghasilkan karya yang terbaik.

 

Gubrak !!!!

Tidak berapa lama setelah mengomentari tulisan temanku ”dhave”, Kali ini ternyata giliranku mengalami beban yang berat. Betapa ringannya ketika hanya ngomong dan ngomentari orang lain, bagaimana kalau hal itu terjadi pada diri sendiri?

 

Dengan penuh kesadaran dan demi kebaikan untuk rekan dan tempat kerjaku,  mula-mula satu stafku pindah bagian setelah promosi, kemudian  menyusul 2 orang pindah dan promosi  dan satu lagi pindah dan memperoleh posisi yang lebih baik.

Semua itu untuk kebaikan tempat saya bekerja dan buat rekan2ku dan sudah sewajarnya  hal itu mesti terjadi karena mereka yang terbaik dibidangnya.

 

The show must go on, weleh-weleh...., ada empat orang kompeten yang pindah dari tempatku,  sementara calon pengganti belum ada, sempat membuat saya miris apakah mungkin pekerjaan yang harus saya tangani bisa selesai sesuai target dan juga kualitas yang sesuai standar?

 

Saya harus menertawai diri sendiri, karena memang benar,  banyak orang mudah ngomong dan berkomentar  untuk sesuatu hal, yang sebenarnya ia tidak mengalami kondisi yang dikomentari.

13 comments:

Evia NW Koos said...

IPK 4 kok malah bikin frustasi?

Purwadi Siswana said...

hehehe coba mbak nanya sama dhave yang "pernah mengalami" ......

ani adami said...

IPK 4?? mantaaap :)

Bambang Priantono said...

Hahayzzzz
Aku IPK 2.81 aja santai

dj suranto said...

Teu ngarti euy naon eta teh IPK??

Purwadi Siswana said...

iya mbak.. IPK 4 jelas mantabs... tapi belum tentu lho mantab di kerjaan... hehehe... ceritanya disini
http://dhave29.multiply.com/journal/item/247/IPK_Mentok_4_yang_Bikin_Frustasi

Purwadi Siswana said...

iyo mas.... santai aja... yang penting gaweane yo...

Purwadi Siswana said...

IPK yang jelas dudu Iki Piye Ki? heheheheeh

dj suranto said...

Ngapusiiiiiiiiiiiii.................weleh......

Purwadi Siswana said...

lha aku nggak ngapusi IPK dudu Iki Piye Ki.......tapi Indek Prestasi Kumulatif
jadi yo ora ngapusi pakdhe to? hehehehe

dj suranto said...

Halah halah okeh men sing dipotong.......

DhaVe Dhanang said...

wah tantangan baru Om...
disitulah letak seninya... ndak banyak komentar dah kalo kondisi demikian... sukses selalu :D

Purwadi Siswana said...

hehehe... tantangan baru... sudah om lalui dan sedah berlalu...