Monday, September 07, 2009

Belajar dari alam

Lilburan keluarga di bulan Agustus 2009 yang lalu di Ujunggenteng, betapa kami sangat menikmati indahnya alam pantai selatan  Jawa Barat.   Ternyata keindahan alamnya melebihi ekspektasi kami karena pemandangan alamnya jauh lebih baik dibandingkan gambaran yang kami dapatkan dari internet. Ada dua hal yang sangat menarik bagi saya yaitu aliran sungai dan debur gelombang yang menuju pantai, seakan  memberikan pelajaran untuk lebih memahami betapa Tuhan Yang Maha Kasih selalu memberi berkah, damai dan sejahtera yang tidak pernah berhenti.

 

Ketika mengunjungi curug Cikaso, kami menikmati aliran sungai yang tenang, air yang  jernih dan rimbunnya dedaunan dari pepohonan yang masih hijau disepanjang aliran sungai Cikaso. Suatu pemandangan yang sangat menyejukkan, ketika mengamati kehidupan ditepi sungai Cikaso mulai dari kegiatan mencari ikan, penambang pasir, hijaunya sawah dan perkebunan disepanjang aliran sungai.

Seolah aliran sungai Cikaso tidak pernah berhenti memberikan air yang memberikan manfaat bagi kehidupan disekitarnya. Hijau pepohonan, sawah yang subur selalu berada dekat dengan aliran sungai, demikian juga bagi manusia yang berada disekitarnya akan memperoleh manfaat dari aliran sungai tersebut.

Sungai menjadi sumber kehidupan bagi pepohonan, tanaman juga manusia yang memanfaatkannya dengan benar. Tidak ada pohon yang mati kekeringan meskipun terjadi kemarau karena aliran air akan selalu menyegarkan dan menyediakan makanan untuk diserapnya. Tiada sawah yang kekeringan karena air selalu mengalir, tiada kesulitan bagi manusia karena air selalu tersedia.

 

Demikian pula halnya dengan kehidupan manusia, jika selalu dekat dengan sumber hidupnya Tuhan Pencipta Alam Semesta, maka manusia akan selalu merasa hidup ini lebih damai dan sejahtera karena selalu bergantung pada Tuhan sebagai sumber hidupnya. Walaupun berbagai masalah menimpa namun akan selalu ada kesejukan yang Tuhan berikan ketika kita selalu dekat dengan Tuhan.

 

Ketika menunggu senja di Pantai Pengumbahan, diatas hamparan pasir putih yang lembut, dan ufuk senja mulai datang, kami amati gelombang pantai yang mulai membesar, bergulung-gulung dan akhirnya pecah dipantai, terasa begitu indahnya warna biru yang diterpa semburat jingga senja, dan menjadi warna putih ketika ombak pecah.

Begitu teratur datang gelombang menuju pantai kemudian pecah, dan hilang menyentuh pasir putih tepian pantai. Kemudian datang lagi, menuju pantai dan disusul gelombang dibelakangnya.

Satu-satu gelombang menuju pantai dan tidak pernah habis selalu datang teratur.

 

Dapatkan kita menghitung banyaknya ombak yang datang kepantai dalam sehari? Dalam sebulan? Dalam setahun? Sepanjang umur hidup kita? Jawabannya adalah tidak mungkin kita bisa menghitung ombak yang setia dan selalu menghampiri pantai.

 

Ketika tahu bahwa kita tidak mungkin menghitung gelombang yang datang menghampiri pantai, serasa diingatkan, bahwa kasih Tuhan yang diwujudkan dalam kehidupan kita baik melalui rejeki, kesehatan dan berbagai kesejahteraan serta rasa hidup yang penuh damai tidak pernah manusia bisa menghitungnya.

Mulai dari tidur ketika mata terpejam, kita tahu bahwa Tuhan menjaga kita sekeluarga, ketika bangun dan menghirup udara pagi,  Tuhan tetap memberikan kehidupan bagi kita dan selama kita ber-aktivitas Tuhan senantiasa menjaga kita.

Dapatkah kita menghitung berkat yang Tuhan berikan bagi kita? Mulai dari oksigen yang diberikan gratis manakala sehat hingga berbagai hal yang Tuhan berikan, kita tidak akan pernah mampu untuk memahami betapa besar kasih Tuhan kepada setiap manusia yang senantiasa bersandar pada Tuhan.

 

Air sungai yang terus mengalir dan gelombang yang setia menuju pantai, mengajarkan keteraturan dan mengingatkan bahwa setiap orang yang selalu mengandalkan Tuhan, akan selalu diberikan kedamaian dan kesejahteraan yang tidak pernah berhenti.

 

Belajarlah kepada alam, karena melalui ciptaanNya, kita akan selalu diingatkan pada Tuhan Yang Maha Kasih.

 

Salam

 

Ujunggenteng 21 Agustus 2009

 

”Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti” (Yesaya 48: 18)

4 comments:

DhaVe Dhanang said...

Makasih Om sudah kasih pencerahan... Gusti mberkahi.... harmoni alam

Purwadi Siswana said...

tengkyu kembali...., nyoba nulis lagi...., mudah2an bisa bermanfaat buat pembaca

RIZQI SUKMA KHARISMA said...

Wah jalan-jalat terus om..... asik....!

Purwadi Siswana said...

kalau bisa cuti.... ya main sekeluarga mas