Tuesday, September 08, 2009

KERJAKAN SEKUAT TENAGA

Ketika seseorang telah menyelesaikan pendidikannya, maka statusnya berubah dari status sebagai mahasiswa, menjadi “pencari kerja” atau pengangguran sementara. Dan betapa berbahagianya manakala datang surat panggilan untuk test dan beruntung bisa diterima  menjadi karyawan atau pegawai.

 

Dimasa awal sebagai karyawan atau pegawai, terasa semangat yang tinggi dan segala tugas atau pekerjaan, semuanya dikerjakan dengan penuh tanggungjawab, karena takut masih dalam masa percobaan bisa dikeluarkan manakan dianggap tidak mampu bekerja. Semangat kerja juga masih tetap tinggi setelah melewati masa percobaan karena menjadi ajang pembuktian diri bahwa nilai hasil kuliah dulu masih harus dipertanggungjawabkan ketika mulai kerja (meskipun sebenarnya tidaklah sepenuhnya relevan).

 

Setelah melewati masa percobaan, dan mampu menunjukkan kinerja yang baik dan selamat menjadi karyawan tetap dan dipandang mampu, mulailah seperti pohon yang tumbuh semakin tinggi, mampu membandingkan diri dengan sekelilingnya. Mulai mampu mengamati lingkungan kerjanya: dari teman seangkatan, atau senior yang cara kerjanya tidak baik tetapi justru memperoleh promosi lebih dulu, atau juga melihat rekan sekerja yang sukanya 805 (masuk jam delapan, kontribusi nol dan selalu pulang jam 5), atau yang hobinya selalu main game di jam kerja, atau mungkin juga rekan kerja yang suka mandiri (main sendiri ke bengkel atau ke mall) ketika atasan tidak ditempat.

 

Kondisi ini jelas tidak menciptakan iklim kerja yang baik, dan bila selalu melihat kepada orang lain dan membandingkan dengan diri sendiri, maka secara perlahan dan pasti, akan berpengaruh negative terhadap karyawan yang memiliki kinerja baik tersebut.  Kemudian timbul perasaan iri manakala ada rekan sekerja yang bisa promosi lebih cepat atau meskipun kerjaan dibawah standar namun bisa mengambil hati atasan justru yang lebih dipercaya.

 

Keinginan untuk selalu membandingkan dengan orang lain, dan tidak pernah melakukan introspeksi terhadap diri sendiri dalam jangka waktu yang lama akan merusak pribadi dan juga karir. Sebaliknya  ketika kondisi lingkungan kerja mulai tidak baik, tetaplah menjaga integritas dan ingat kembali, pada awal masuk kerja, dan sekarang sudah bekerja dapat posisi yang lumayan, tidak perlu membandingkan dengan orang lain, tetapi berskyukurlah atas apa yang Tuhan berikan hingga saat ini.

Jadilah dirimu sendiri yang selalu mensyukuri atas perkerjaan yang telah Tuhan berikan,  bertanggungjawablah atas pekerjaan tersebut bukan hanya kepada manusia, tetapi seolah bertanggungjawab kepada Tuhan yang memberikan rejeki melalui pekerjaan tersebut.

 

Kerjakan semua tugas dengan sekuat tenaga, jangan memikirkan pekerjaan orang lain, tetapi tunjukkanlah kinerja yang baik dan bertanggungjawab, karena pada saatnya semua hasil pekerjaan yang baik dan benar akan dilihat orang dan sekaligus akan menjadi contoh bagi sekeliling kita, hingga akhirnya penghargaan akan datang dengan sendirinya.

 

Jadi, kalau lingkungan kerja tidak kondusif, sementara tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggungjawab semakin besar,  lakukanlah pekerjaan itu sekuat tenaga, jangan biarkan lingkungan mempengaruhimu.

 

Just do It !

 

 

Salam

 

Bandung, 6 September  2009

 

”Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu utuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga,.........” Pengkhotbah 9:10

7 comments:

dj suranto said...

Yes Sir , i did and i will do in FUTURE.......no longer only 4 years again....and i can do what iwanna do...yahooooooooooo....KUMAHA DAMANG??

DhaVe Dhanang said...

puji Tuhan Om tidak sempat menyandang gelar pengangguran, belum lulus Tuhan udah kasih pekerjaan pertama saya sampai saat ini... terimakasih sudah memotivasi untuk terus bekerja (inget jangan hunting melulu, potosopan, mulkiply hahaha, ketauan belangnya). salam

Bambang Priantono said...

Memang perlu Pak...sayapun dalam posisi demikian, tapi tetap berpegang pada Tuhan. Meski kendala menghadang, namun tetap semangat

Purwadi Siswana said...

I agree with u Kang, mudah2an dapat dijalani dengan penuh sukacita

Purwadi Siswana said...

pengakuan yang jujur..... mantab

Purwadi Siswana said...

I Agree with u Kang, mudah2an bisa menyelesaikan sisa waktu dengan penuh suka cita

Purwadi Siswana said...

ya... saya sangat sependapat