Wednesday, December 07, 2005

Negeri 1001 Slogan

Ketika masih kanak-kanak, sering saya dengar juga saya baca tentang dongeng seribu satu malam. Diantaranya cerita mengenai Aladin dan lampu wasiatnya, atau tentang cerita Abunawas.
Cerita itu sangat menarik dan sangat membekas dalam ingatan saya sampai sekarang. Kebaikan vs keburukan, Kejujuran vs kebohongan, kepandaian vs kebodohan dan semuanya jelas serba hitam dan putih.
Tanyakan kepada anak-anak kita tentang dongeng negeri 1001 malam, dijamin mereka tidak akan tahu karena sudah terlalu asyik dengan tayangan film anak-anak ditelevisi, juga permainan game yang sangat menarik. Namun dari segi pendidikan boleh dikatakan tayangan tersebut tidak sepenuhnya mendidik anak-anak kita.

Ketika kita dewasa, mulai jaman kuda gigit besi, masa pembangunan, masa reformasi hingga saat ini, hampir setiap hari selalu mendengar, membaca atau bahkan mengucapkan slogan atau jargon untuk maksud tertentu.
Slogan atau jargon sebenarnya merupakan alat untuk mempermudah atau memperlancar suatu proses aktivitas dan pencapaian tujuan yang diharapkan mudah dimengerti oleh banyak orang dan diharapkan dapat melaksanakan sesuai dengan tujuan slogan tersebut.
Namun pada kenyataan, slogan hanya terpasang dan tujuan tidak pernah tercapai. Menyedihkan.

Benarkah negeri ini adalah negeri 1001 slogan?
Hitunglah berapa banyak hari peringatan nasional, sebanyak itu pula slogan selalu terpasang dan dikumandangkan sesuai dengan temanya.
Hitunglah berapa banyak program pemerintah dari pusat hingga sampai daerah, maka sebanyak program tersebut slogan yang dimunculkan.
Hitunglah berapa kali ganti presiden, berapa kali ganti kabinet, maka sebanyak pergantian itu pula slogan akan berganti.
Hitunglah berapa kali proses pemilihan umum, berapa partai yang ikut, maka sebanyak kontestan disetiap pemilu akan meluncurkan slogan yang indah dan sangat sedikit yang terealisir.

Berbagai slogan telah diluncurkan.... dan biasanya diawali kata ”Dengan ......” sebagai contoh:
”Dengan semangat ......”
”Dengan program .....”
”Dengan pengamalan..................”
”Dengan Gerakan ......”
Saya tidak tahu, apakah slogan-slogan itu sudah menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang benar atau tidak.
Namun seingat saya ketika mulai belajar menulis, atau membuat kalimat rasanya belum pernah diajari menulis kata yang diawali kata ”dengan ....” Lha payahnya, kalau kaidahnya sudah salah... apalagi pelaksanaannya.

Tentunya masih ingat ketika diluncurkan program Gerakan Disiplin Nasional (GDN), banyak kader yang dipilih untuk membantu program tersebut. Slogan ”Dengan GDN kita wujudkan ........”, bergema dari Sabang sampai Merauke.
Para kader memakai jaket oranye dan tertulis GDN banyak bertebaran dimana-mana, membantu menertibkan pedagang kaki lima, pedagang asongan, pengemudi angkotan kota.
Tetapi adakah kader GDN yang membantu untuk menertibkan perilaku para aparat pemerintah, orang-orang yang memiliki kekuasaan, membantu tertib administrasi, tertib aturan, tertib hukum, tertib pajak, tertib anggaran.
Sama sekali tidak menyentuh hal yang hakiki, programnya berjalan dengan sukses, beli seragam GDN namun hasilnya lebih memberatkan rakyat kecil yang diuber-uber kader GDN.

Atau mungkin masih ingat slogan ”Dengan program wajib belajar .....”, diharapkan semua anak-anak usia sekolah dapat memperoleh pendidikan gratis....(katanya...). Program berjalan, dana pendidikan sudah turun, tapi nggak tahu turun sampai dimana.....
Jumlahkah yang menjadi tujuan atau kualitaskah yang diharapkan? Nyatanya sekarang banyak anak putus sekolah, dan kualitaspun tidak seperti yang diharapkan.

Masih banyak terjadi bahwa satu slogan meluncur dan belum jelas hasilnya, kemudian sudah meluncur slogan lainnya.

Apakah kita juga termasuk orang yang suka meluncurkan slogan?
Jika kita ambil bagian dalam meluncurkan slogan, tanyakan adakah dampak positif dari slogan tersebut.
Jika kita tidak pernah membuat slogan, lebih baik kita melakukan kegiatan nyata yang membawa dampak positif bagi negeri ini, meskipun sangat kecil dan dimulai dari diri sendiri, akan lebih bermanfaat dari pada 1001 slogan yang tidak jelas hasilnya.

Salam dari anak negeri 1001 slogan.

No comments: