Sunday, October 10, 2010

Menangislah

Betapa bahagianya seorang ibu yang telah berjuang dengan mempertaruhkan nyawanya dalam proses melahirkan, semua rasa sakit akan hilang seketika, manakala proses bersalin berjalan dengan lancer, …. Terlebih lagi bila mendengar suara tangis pertama bayi yang dilahirkan. Tangisan ini menunjukkan bahwa bayi tersebut adlam keadaan sehat.

Ketika malam hari terdengar tangisan bayi, maka orangtuanya akan segera dating menghampirinya, bahkan segera menggendong dalam pelukan penuh kasih saying. Tangisan ini menunjukkan kalau si bayi memerlukan pertolongan orang tuanya.

Bertumbuh dan berkembangnya anak, berubah juga arti dari tangisannya. Mulai dari keinginan yang tidak terpenuhi atau dicandai oleh temannya, atau mungkin rindu pada orangtuanya, bias diwujudkan dalam tangisannya.
Anak laki tidak boleh cengeng dan sering menangis, ini biasa terdengar bila ada anak laki sering menangis. Seolah menjadi hal yang tabu jika ada anak laki yang menangis tanpa sebab. Dementara menagis menjadi hal yang wajar bagi anak putri. Pernyataan ini terpaku secara kuat dalam diri seorang anak laki sehingga terbawa sampai dewasa.

Seorang wanita akan mudah dan sering menagis bila menghadapi hal-hal yang sulit dan menyakitkan hatinya. Terlebih lagi bila sangat mengganggu emosinya. Bahkan terkadang “menangis” menjadi senjata utama pertahanan kalau mulai bermasalah dengan pasangannya. Seolah menangis itu menjadi milik yang hakiki bagi wanita, sebaliknya seorang pria tidak boleh menangis.

Namun ada kalanya, seorang pria bisa menangis, ketika mengingat kembali betapa besarnya kasih sayang seorang ibu kepadanya. Kasih yang tulus, kasih yang tanpa pamrih, kasih yang selalu memberi. Dan betapa kepedihan ada dalam diri seorang pria ketika orang yang mengasihinya telah tiada, sehingga muncul rasa menyesal yang mendalam karena tidak ada kesempatan lagi untuk menyenangkan orang yang selama hidupnya selalu mengasihinya.

Seorang pria juga bisa menangis ketika sedang sujud dan bersimpuh dalam doa dengan khusuknya. Merenungkan betapa harus mengucap syukur pada Sang Khalik atas segala nikmat yang diterimanya, mengintrospeksi diri atas segala tingkah lakunya yang harus dipertangungjawabkan pada Yang Maha Kuasa. Mungkin juga merasa betapa hinanya ketika harus menghadap dalam doa, karena dosa yang diperbuatnya. Menyesali akan apa yang diperbuat kepada sesamanya, teman, keluarga, anak, suami atau istri, bahkan terhadap orang tuanya sendiri.

Menangis tersedu, bahkan lebih dari itu dengan suara tangis yang keras, maka pada kondisi seperti ini, seorang pria tidak lagi dianggap seorang yang cengeng, tetapi tangisan ini merupakan wujud ekspresi penyesalan yang mendalam, dan tangisan inipun tidaklah menjadi sesuatu yang tabu bagi seorang lelaki.

Jadi, menangislah dan jangan malu untuk menangis ketika berlutut dan bersujud dalam doa kepada Sang Khalik, karena menangis akan membawa kelegaaan dihatimu, karena menangis akan membawa dekat dirimu kepada Sang Khalik.
Menangislah hai kaum pria, dihadapan Sang Khalik.

No comments: