Sunday, October 10, 2010

Menjadi Orang Asing

Seringkali orang tua berpesan kepada anaknya agar tidak mudah bergaul dengan orang asing, karena kita tidak pernah tahu bagaimana perilaku orang asing tersebut yang sebenarnya . Kekhawatiran ini cukup beralasan, karena seorang anak tentunya tidak bias membedakan secara jernih mengenai kemungkinan bahaya yang akan mengancam jiwanya. Sampai saat ini, pesan tersebut masih sangat relevan dalam kondisi bermasyarakat saat ini yang cukup rawan dengan tindak kejahatan.

Seseorang akan merasa nyaman dan aman bila bergaul dengan orang yang sudah dikenalnya, karena bukan orang asing. Jadi agar merasa nyaman dengan lingkungan, maka janganlah menjadi orang asing dilingkungan tersebut.

Namun ada kalanya, seseorang akan ”menjadi orang asing” dilingkungannya, bila orang tersebut terlalu memusatkan segala sesuatunya hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, dan menghiraukan kebutuhan orang lain.
Situasi sepertinini sebenarnya sudah banyak terjadi pada sebagian keluarga diperkotaan. Kesibukan sudah menjadi menu utama sehari-hari bagi setiap anggota keluarga, sehingga sangat sulit untuk dapat berkumpul bersama untuk menjalin kehangatan bagi seluruh anggota keluarga.

Menjadi orang asing dirumah sendiri? Pernyataan ini akan mengejutkan bagi banyak orang, karena hampir setiap orang setuju dengan kata ”home sweet home”. Pada situasi ini, semua anggota keluarga merasa betah dan nyaman dirumah dan seringkali situasi ini menjadi impian banyak orang.
Namun pada kenyataan saat ini sudah banyak terjadi dan dialami oleh salah satu anggota keluarga menjadi orang asing di rumah sendiri.

Menjadi orang asing di rumah sendiri, tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi melalui proses yang cukup lama dan karena sudah terbiasa, perubahan ini tidak pernah disadari oleh anggota keluarga tersebut. Kejadian ini lebih banyak terjadi pada kepala keluarga dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain.

Sebagai penanggung jawab kelangsungan hidup berkeluarga, seorang kepala keluarga akan berusaha keras dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga tidak terasa setiap hari menabung sedikit demi sedikit, kekurangan waktu untuk berkumpul dan berkomunikasi dengan anak istrinya.
Meningkatnya kebutuhan keluarga, juga tuntutan pekerjaan yang semakin berat, akhirnya akan mencurahkan sebagian besar tenaganya untuk urusan kantor dibandingkan dengan urusan keluarga.

Berangkat kantor pagi-pagi, dan pulang larut malam, bahkan terkadang pulang pagi hari ditambah lagi sering melakukan perjalanan luar kota. Dalam kurun waktu yang cukup lama, maka lengkaplah perubahan seorang kepala keluarga menjadi orang asing di rumah sendiri. Tekanan pekerjaan di kantor membuat seorang kepala keluarga bisa menjadi sangat sensitif bila menanggapi sesuatu yang disampaikan oleh anak atau istrinya. Suasana rumah akan berubah total, tidak lagi ada sendau gurau, pelukan hangat dan rasa nyaman. Semua menjadi serba kaku, dan kalaupun ada waktu bersama di rumah, lebih banyak kepala keluarga menghabiskan waktunya untuk istirahat memulihkan staminanya yang terkuras habis karena tuntutan pekerjaan. Akhirnya keluarga hanya mendapat sisa-sisa waktu yang tidak pernah jelas kapan itu datangnya.

Secara fisik, memang hampir setiap hari anggota keluarga akan bertemu ketika pulang ke rumah, komunikasi juga terjadi antar anggota keluarga, namun ada satu hal yang hilang dari komunikasi itu, yaitu komunikasi hanya formalitas belaka, namun tidak tercipta perasaan yang sama dalam mengungkapkan isi hati masing-masing.

Dalam kondisi seperti ini, yang diperlukan adalah ”pengertian” dan ”pengorbanan” dari semua anggota keluarga. Tuntutan berlebihan kepada kepala keluarga akan menambah parah keadaan, namun sebaliknya, kasih dan perhatian serta memaafkan dan koreksi yang disampaikan secara tepat waktu akan sangat bermanfaat untuk mengembalikan sosok orang asing di rumah menjadi, sosok pelindung keluarga yang hangat dan penuh kasih bagi anggota keluarga.

Jadi, sebelum terlanjut menjadi orang asing di rumah sendiri, aturlah waktu dengan baik, perlu keseimbangan antara kerja dan keluarga, manfaatkan waktu di rumah untuk bercanda, bercengkerama dan bermanja dalam kehangatan kasih dan perhatian.

Bila saat ini tanda-tanda akan menjadi orang asing sudah mulai nampak, buanglah tabungan kekurangan waktu untuk keluarga menjadi membangun kehangatan keluarga dengan meluangkan waktu untuk keluarga.

Semoga !

No comments: